MISI
.co
christian
online
Misi

Sudan

Dari Misi

Langsung ke: navigasi, cari
Navigasi negara:

Operation World | << Sudan >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan


Daftar isi


Jawaban Doa untuk Disyukuri -- Sudan

1 Perjanjian Damai Komprehensif (CPA), yang ditandatangani tahun 2005, menjadi pedoman dan kesempatan bagi wilayah selatan yang hancur akibat perang untuk mengupayakan pembangunan kembali infrastuktur dan stabilitas mereka. Banyaknya pasukan militer dan milisi utara yang masih berada di wilayah selatan menimbulkan pertanyaan besar tentang berapa lama perdamaian ini akan berlangsung. Tetapi ternyata sampai saat ini, meskipun tidak penuh, perdamaian dan peluang untuk merencanakan dan membangun kembali masa depan bisa terus berlangsung.

2 Konflik dan perang yang berkepanjangan menyebabkan orang Kristen terserak ke seluruh negeri dan bahkan ke luar negeri. Sebagai dampaknya, banyak gereja didirikan di berbagai tempat dan di antara orang-orang yang sebelumnya tidak terjangkau Injil. Saat ini, banyak orang pelarian yang sudah dimenangkan bagi Kristus kembali ke tempat asal mereka untuk memulai persekutuan-persekutuan yang baru.

3 Pertumbuhan Kristen besar-besaran, khususnya di antara orang-orang di wilayah tengah dan selatan merupakan hal yang patut disyukuri. Jumlah orang Kristen yang 1,6 juta pada tahun 1980, sekarang sudah mencapai lebih dari 11 juta orang. 80% penduduk wilayah selatan kemungkinan adalah orang Kristen—suatu pertumbuhan luar biasa di tengah-tengah kekerasan yang dahsyat, peperangan, penganiayaan dan bahkan genosida. Salah satu transformasi rohani luar biasa tampak pada suku Dinka Bor yang dulunya animis.

4 Perintisan jemaat di wilayah dan kelompok yang sebelumnya terabaikan. Krisis di Darfur, meski tragis, menjadi peluang bagi masuknya pelayanan bantuan Kristen yang disertai Injil. Orang-orang Kristen Sudan kini merintis jemaat di Darfur, dan orang-orang Darfur yang terserak mengalami perjumpaan dengan Injil di tempat-tempat mereka yang baru.

Tantangan untuk Didoakan -- Sudan

1 Sudan hanya mengenal perang di sepanjang sejarah modern mereka. Kekerasan merajalela di Sudan, yang dianggap sebagai salah satu negara paling tidak stabil di dunia. Pemerintah/militer yang suka berperang memerangi penduduk yang bergolak di wilayah selatan, barat dan timur dan mengorbankan banyak sekali harta dan nyawa warganegara mereka sendiri. Dengan perbedaan agama, etnis dan bahasa yang ditambahkan pada konflik saudara sebangsa dan hubungan yang tidak akur dengan negara tetangga, perdamaian menjadi hal yang hampir mustahil. Berdoalah untuk terjadinya perubahan di antara para petinggi dan seluruh masyarakat—untuk pertobatan, pemulihan dan pembangunan kembali kehidupan bersama.

2 Darfur menjadi lambang tragedi abad ke-21. Konflik kecil-kecilan sudah terjadi pada tahun 1970-an, tetapi tahun 2003 perselisihan meningkat antara kelompok pemberontak dan kelompok Janjawid yang disponsori pemerintah. Orang Darfur adalah orang Muslim Afrika kulit hitam, kelompok Janjawid adalah orang Arab Sudan. Banyak yang menganggap kekejaman di Darfur itu bermotif genosida rasial. Pembunuhan masal, pemerkosaan, mutilasi dan perusakan daerah, persediaan makanan dan air bersih menjadi tanda peneguhan yang jelas dari kampanye sistematis dukungan pemerintah. Konflik—dan pengungsi—meluas sampai ke negara Chad, yang membuat Chad akhirnya menyatakan perang terhadap Sudan (yang berakhir tahun 2007). Berdoalah untuk

a. Berakhirnya seluruh kekerasan dan pergolakan di Darfur yang telah memakan korban 300.000 jiwa dan menelantarkan lebih dari 2,5 juta orang. Perjanjian damai tahun 2006 pun tidak bisa membuat pasukan milisi berhenti melakukan penyerangan lagi.
b. Diberlakukannya keadilan terhadap pihak-pihak yang bersalah dan melakukan kekejaman, mulai dari pasukan milisi dan pemberontak sampai kepada para petinggi militer dan pemerintah. Berdoalah agar ada tekad dan keberanian dari badan-badan internasional untuk mengadili para pelaku kejahatan, dan agar bangsa-bangsa luar negeri bertindak atas dasar ketulusan moral dan bukan dengan keserakahan untuk mendapatkan minyak murah.
c. Kembalinya perdamaian dan kehidupan yang berjalan normal. Banyak LSM yang berusaha membantu orang-orang yang terjebak konflik diusir dari Darfur. Berdoalah agar mereka dapat kembali untuk memberi bantuan dan pembinaan. Berdoalah juga agar bantuan internasional tidak terhenti setelah kekerasan berakhir.

3 Sudan Selatan secara resmi sudah dalam keadaan damai sejak perjanjian CPA tahun 2005, saat ditetapkannya otonomi yang signifikan. Selama 21 tahun perang saudara, 1,5 sampai 2 juta orang yang kebanyakan dari wilayah selatan kehilangan nyawa, 5 juta orang telantar di negeri sendiri dan 500.000 orang lagi (bahkan mungkin lebih) meninggalkan negerinya untuk menghindari genosida dari kelompok ekstremis Muslim Arab wilayah utara. Ada banyak persoalan yang masih membutuhkan doa

a. Perjanjian perdamaian sangat rapuh di banyak daerah. Perjanjian ini sering diabaikan oleh pasukan tentara utara, yang menelantarkan puluhan ribu orang, merusak sebagian besar rumah warga wilayah selatan dan menempatkan orang-orang mereka di wilayah selatan untuk mengantisipasi pemilu tahun 2011. Penyerangan kelompok bersenjata dari wilayah utara ini bisa memicu penarikan diri sepihak wilayah selatan, yang akhirnya tak bisa menghindarkan terjadinya perang, kekacauan dan kehancuran lebih lanjut. Berdoalah agar perdamaian dapat terwujud dan orang-orang yang terus-menerus melakukan kekerasan dan kekacauan dapat dihentikan. Berdoalah juga agar infrastruktur yang hancur dapat dibangun kembali tanpa ada ancaman akan dihancurkan lagi.
b. Referendum kemerdekaan tahun 2011 menentukan masa depan Sudan Selatan. Tak ada yang tahu bagaimana implikasi pemilihan itu, tetapi kemerdekaan bisa berarti banyak cobaan dalam pembentukan negara baru. Setidaknya akan ada satu negara tetangga yang bersikap bermusuhan dan penuh kebencian, karena sebagian besar cadangan minyak Sudan berada di wilayah selatan. Jika kemerdekaan menjadi pilihan, berdoalah agar pergolakan dan kekerasan dapat diminimalkan, dan agar ada pemimpin yang adil dan bijak yang dapat memajukan negara yang baru. Wilayah pegunungan Abeyi dan Nuba yang kaya minyak juga sangat menderita di bawah tekanan militer dan pasukan milisi; Abeyi juga menggunakan referendum untuk mempertimbangkan apakah bergabung dengan utara atau selatan pada tahun 2011. [Tanggal 9 Juli 2011 Sudan Selatan menjadi negara merdeka melalui referendum yang menghasilkan 98,83% suara].
c. Pertumbuhan gereja yang luar biasa 20 tahun belakangan ini banyak terjadi di wilayah selatan, dalam situasi perang dan kehancuran. Iman orang Sudan Selatan di tengah penganiayaan dan penderitaan sungguh luar biasa, namun tidak ada yang tahu bagaimana dengan generasi selanjutnya. Berdoalah agar tidak ada perjanjian damai atau kemerdekaan apa pun yang dapat menumpulkan ketajaman iman mereka. Berdoalah agar Gereja dapat menjalankan peran utamanya yang penting dalam membentuk masa depan wilayah selatan.

4 Perbudakan yang masih terus berlangsung di Sudan menjadi persoalan serius, yang kembali mencuat tahun 1990-an selama perang saudara. Hampir semua budak berasal dari wilayah selatan dan pegunungan Nuba. Pasukan milisi utara adalah para pelaku utama kejahatan, tetapi para penjarah antarsuku, dan bahkan SPLA, juga menangkap banyak orang untuk dijadikan tenaga kerja paksa. Nasib mereka—entah itu budak, orang-orang yang diculik atau POW [Prisoners of War/ tahanan perang]—sama-sama sengsara. Di wilayah utara saja, diperkirakan ada 40.000 sampai 100.000 (bahkan lebih) penduduk wilayah selatan yang ditawan sebagai "barang bergerak". Kontroversi pembelian kembali budak-budak oleh LSM-LSM Barat berhasil membebaskan sebagian dari mereka dan mulai menyadarkan banyak pihak, tetapi ada kemungkinan juga makin memperburuk masalah. Berdoalah agar segala kesalahan semacam ini bisa diakhiri, dan berdoalah agar para pemimpin dunia dapat mengajak semua pihak yang terlibat untuk mengakhiri kejahatan ini. Hukum Syariat di wilayah utara dan kekebalan hukum yang dijadikan dasar kelompok milisi utara untuk bertindak bisa melestarikan tindakan biadab ini.

5 Para pemimpin Sudan, dengan sekuat tenaga mereka, sudah memaksakan berlakunya Syariat Islam di seluruh negeri, dan mereka dengan sombong menyatakan diri mereka sebagai pemimpin Revolusi Islam di Afrika. Padahal, sekelompok minoritas Arab sudah menggunakan agama sebagai alat konsolidasi kekuatan dan membenarkan tindakan membunuh, mencuri dan menghancurkan wilayah selatan, yang sudah memiliki otonomi yang sah. Wilayah utara pernah mengalami pengaruh kehadiran orang Kristen, dan selama hampir seribu tahun mayoritas penduduknya adalah orang Kristen. Namun orang-orang Muslim menyerang dan mengalahkan orang-orang Kristen di akhir abad 13 dan perlahan-lahan mulai mengislamkan wilayah ini pada abad 15. Berdoalah agar rencana-rencana untuk menghancurkan, menyingkirkan atau mengubah keyakinan penduduk Kristen di Sudan bisa gagal sama sekali.

6 Penganiayaan terhadap Gereja, yang terus terjadi selama lebih dari 60 tahun terakhir ini, menjadi makin hebat sejak tahun 1985. Usaha-usaha yang disengaja untuk menyingkirkan keberadaan orang Kristen yang aktif sangat keterlaluan, seperti pengeboman saat jemaat beribadah hari Minggu, perusakan gereja, rumah sakit, sekolah, kantor misi dan perkampungan Kristen, pembunuhan massal dan mutilasi, serta pembunuhan para pendeta dan pemimpin jemaat. Penganiayaan yang sangat hebat terjadi di wilayah pegunungan Nuba. Seluruh daerah diluluhlantakkan dan tanahnya dirampas serta diberikan kepada orang-orang Arab dari wilayah utara. Berdoalah agar orang Kristen bisa menjadi kesaksian luar biasa terhadap para penganiaya mereka dalam semua penderitaan ini, dan justru menjadi kuat secara rohani. Berdoalah juga agar penderitaan yang dialami orang Kristen dapat diketahui secara luas dan agar perdamaian, keadilan dan kebebasan beragama dapat ditegakkan dengan benar.

7 Gereja bertumbuh pesat di tengah penderitaan dan penganiayaan hebat. Gereja-gereja Katolik, Anglikan, Presbiterian, Church of Christ di Sudan (Pioneers) dan African Inland Church (AIM) menyaksikan banyak sekali orang yang datang kepada Kristus.

a. Iman dan optimisme orang Kristen menjadi inspirasi. Gereja-gereja mereka, yang dibom berkali-kali, tetap dibangun kembali. Rencana jangka panjang untuk perintisan jemaat, misi, pendidikan dan lain-lainnya tetap dilanjutkan. Beberapa penganiaya bahkan dimenangkan kepada iman dalam Kristus.
b. Pergerakan suku menghancurkan berbagai hambatan budaya dan bahasa untuk membawa banyak suku yang masih terabaikan kepada Kristus, seperti orang Nuer, Mabaan, Uduk, Dinka, Moru, Toposa, Acholi dan beberapa suku Nuba. Berdoalah agar orang-orang Kristen dapat menunjukkan kasih dan kepedulian kepada orang lain melampaui perbedaan etnis dan ras—hal yang masih sulit dilakukan bahkan di antara orang yang sudah Kristen di wilayah selatan.

8 Kebutuhan-kebutuhan Gereja yang mendesak adalah

a. Persatuan yang melampaui batas kesukuan dan denominasi. Perkembangan besar gereja yang relatif mengalami kekosongan—secara rohani maupun politik—menimbulkan berbagai masalah kekuasaan. Mengusahakan konsolidasi persatuan yang kuat seperti pada masa penganiayaan hebat sangat krusial. The Sudan Council of Churches dan The Cush Consultation (lembaga asing maupun lokal) semuanya bekerja sama untuk mencapai tujuan ini. Berdoalah agar pertimbangan-pertimbangan etnis dan denominasi serta iming-iming kekuasaan dapat diletakkan di kaki salib Kristus.
b. Pemuridan, pengajaran dan peneguhan jutaan orang percaya yang datang ke Gereja. Banyak orang menjadi Kristen sebagai ungkapan menolak Islam. Nominalisme dan sukuisme masih mendominasi banyak orang. Kebanyakan orang percaya baru memiliki latar belakang animis dan belum dapat sungguh-sungguh memahami Injil melampaui hal-hal yang paling dasar. Gereja menghadapi risiko sinkretisme yang meluas. Berdoalah agar gereja-gereja dapat membawa orang-orang percaya baru kepada kedewasaan sehingga mereka dapat berdiri teguh di tengah penganiayaan dan tidak mudah dipengaruhi Islam, tergiur keduniawian atau berhala-berhala lain. Meningkatnya sekularisme menambah masalah baru bagi Gereja.
c. Pemulihan. Banyak gereja, desa dan kota di wilayah selatan hancur dan dibangun kembali berkali-kali. Layanan pendidikan dan kesehatan hampir tidak ada selama dua dekade. Berbagai pelayanan dibutuhkan untuk membangun masa depan yang stabil:
i. Infrastruktur dan berbagai kebutuhan fisik. Orang Kristen, dengan dukungan Gereja seluruh dunia, dapat memprakarsai perbaikan sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit yang hancur atau layanan-layanan umum lainnya yang sangat diperlukan masyarakat. Transparansi dalam menggunakan bantuan dana proyek pembangunan juga diperlukan; godaan terhadap pendeta-pendeta miskin sangat besar, dan kurangnya keterampilan berorganisasi dan pengalaman dalam menangani keuangan yang begitu besar bisa menjadi kendala.
ii. Kebutuhan dasar manusia seperti makanan, obat-obatan dan perlengkapan pertanian masih minim, tetapi kemurahan hati dalam menyalurkan bantuan-bantuan seperti ini juga harus disertai hikmat. Penanganan kesehatan dan dokter jarang ada. Banyak lembaga sudah mengambil banyak risiko dengan membawa bantuan untuk orang-orang Kristen pada masa perang. Yang patut dicatat adalah pelayanan dari Open Doors, Voice of the Martyrs, Frontline Fellowship, Samaritan's Purse dan WVI. LSM lokal juga mulai bermunculan. Berdoalah untuk pendekatan yang tepat dan bijak dalam memberi bantuan materi kepada Sudan.
iii. Pemulihan rohani dan kejiwaan sangat esensial; setiap keluarga di wilayah selatan sudah mengalami trauma tertentu. Pelatihan untuk konseling, rekonsiliasi dan pendamaian diperlukan.

9 Para pemimpin Kristen Sudan sudah melalui banyak rintangan besar. Banyak yang bahkan kehilangan nyawa dalam melayani Yesus. Hanya sedikit yang punya kesempatan mengenyam pendidikan teologi secara formal. Jumlah petobat baru yang masih muda melampaui jumlah pendeta yang terlatih. Ada banyak yang perlu didoakan

a. Institusi pelatihan teologi. Pendeta yang terlatih sangat dibutuhkan di tengah pertumbuhan gereja yang pesat. Semua denominasi besar memiliki sekolah Alkitab dan/ atau seminari, yang jumlahnya sekitar 50 di seluruh negeri. Banyak orang Sudan yang juga menempuh pendidikan teologi di luar negeri. Selain pengajaran Alkitab dan metode pemuridan yang solid, para pendeta dan pemimpin Kristen juga perlu memiliki keterampilan dalam melayani korban AIDS, penyelesaian konflik, konseling trauma dan rekonsiliasi. Berdoalah untuk ketersediaan fasilitas, staf dan mahasiswa yang cukup untuk membangun masa depan kekristenan Sudan.
b. Program pelatihan informal juga esensial; institusi formal yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan akan pendeta, penginjil, pengajar, pemimpin awam dan pekerja-pekerja lainnya. Denominasi-denominasi besar dan beberapa lembaga misi mengembangkan berbagai program untuk memenuhi kebutuhan ini. Melatih para pemimpin muda untuk sehat dalam pengajaran Alkitab tetapi juga bersemangat secara rohani memerlukan sentuhan tersendiri.
c. Penghasilan para pendeta. Karena keadaan ekonomi, jemaat pada umumnya tidak mampu mendukung kebutuhan finansial pendeta mereka sendiri. Hal ini seringkali berarti para pelayan dan pemimpin Kristen juga perlu dibekali dengan keterampilan untuk melakukan pekerjaan tertentu, agar mereka dapat membiayai hidup mereka sendiri di tengah kemiskinan dan tidak adanya lapangan kerja.

10 Tantangan-tantangan pelayanan Gereja:

a. Mayoritas orang Muslim. Populasi wilayah utara sebagian besar orang Islam Sunni, meski ada juga 200.000 lebih orang Kristen Koptik dan sekitar empat juta orang wilayah selatan yang telantar akibat perang.
i. Orang Muslim yang percaya kepada Yesus semakin banyak, dan dalam beberapa kasus, seluruh penduduk desa bahkan sudah menjadi orang percaya. Mereka sering dikecewakan oleh Islam dan menjadi tertarik kepada Yesus. Keterbukaan di antara mereka luar biasa, dan orang percaya dari latar belakang Muslim ini sudah mencapai puluhan ribu. Namun, masih ada jutaan lainnya yang belum terjangkau Injil.
ii. Sikap orang Kristen Sudan Selatan terhadap orang Muslim perlu didoakan. Sebagian sudah bersedia mengampuni orang-orang Muslim Arab yang telah menghancurkan negeri mereka dan melakukan berbagai kekejaman. Tetapi bagi banyak orang lainnya, mengasihi, menjangkau dan menerima orang-orang yang pernah memusuhi mereka sebagai saudara seiman adalah tindakan yang mereka anggap terlalu jauh. Berdoalah agar Roh Kudus bekerja di hati orang-orang yang bergumul dengan masalah ini.
b. Khartoum adalah kota besar yang mengalami pemekaran dengan sekitar tujuh juta penduduk, termasuk yang tinggal di sejumlah perkampungan kumuh di daerah pinggiran, yang kebanyakan terdiri dari orang-orang yang melarikan diri dari pegunungan Nuba, Darfur dan wilayah selatan. Kemiskinan dan perampasan ada di mana-mana, dan orang Kristen sering menjadi sasaran penyerangan, perusakan gedung gereja dan diskriminasi pajak dan hukum. Khartoum sebenarnya memiliki populasi orang Kristen lebih banyak dibanding kota-kota wilayah utara lainnya, namun tetap didominasi oleh Islam.
c. Orang Pegunungan Nuba, pulau yang banyak didiami orang Kristen di tengah lautan orang Islam, dan sangat menderita di bawah tangan besi pemerintah. Seluruh penduduk pada umumnya sudah percaya kepada Kristus (Episcopal Church, Sudanese Church of Christ); sedikit saja yang menjadi Muslim. Namun masih ada suku-suku terabaikan di antara 79 suku yang ada di sini. Sebagian besar penduduk melarikan diri selama kampanye militer yang berbau genosida, tetapi sekarang banyak yang sudah kembali meski ancaman penganiayaan baru terus berlanjut.
d. The SPLA, tentara pembebasan rakyat Sudan (yang dianggap pemberontak) adalah pasukan dari wilayah selatan yang sudah dengan berani melawan serangan wilayah utara; akan tetapi mereka sendiri bersalah karena melakukan kekejaman juga. Kelompok-kelompok seperti Frontline Fellowship dan Far Reach Ministries melatih pendeta-pendeta untuk tentara ini. Ribuan tentara sudah menjadi Kristen melalui pelayanan mereka. Berdoalah untuk perkembangan dan kedewasaan gerakan ini.
e. Anak-anak dan kaum muda. Hampir separuh populasi Sudan berusia di bawah 18 tahun; dan hampir semuanya dibesarkan dalam situasi trauma dan penderitaan. Berdoalah untuk:
i. Pendidikan. Hampir seluruh generasi tidak pernah mengenyam pendidikan, yang berarti potensi memiliki masa depan suram. Namun sektor pendidikan sedang dibangun kembali. Pelatihan guru menjadi kebutuhan besar (di selatan saja dibutuhkan 9.000 guru), tetapi membuat anak-anak bersekolah juga sama pentingnya. CMS membantu orang Kristen melalui program "Sekolah Bawah Pohon". Hope for the Future dan Aid to the Church in Need merupakan dua dari banyak lembaga yang memberikan pendidikan kepada anak-anak Kristen Sudan. Hanya 22% anak yang didaftarkan untuk sekolah—sebagian karena biaya wajib yang diperkenalkan tahun 1999—dan hanya 1% anak perempuan Sudan yang menyelesaikan pendidikan. ACES, Asosiasi Pendidik Kristen di Sudan menjadi suara orang Kristen yang bersatu dalam masalah-masalah pendidikan.
ii. Tentara anak. Kemungkinan masih ada 9.000 tentara anak di Sudan. Banyak dari mereka dipaksa untuk mengabdi di SPLA, Lord's Resistance Army atau sebagai milisi propemerintah. Karena perang di selatan sudah berakhir, sebagian besar sekarang berada di Darfur.
iii. Anak jalanan—ada lebih dari 70.000 di wilayah utara saja. Anak jalanan yatim piatu di wilayah selatan tidak terhitung jumlahnya. Hampir semua anak jalanan di Khartoum yang jumlahnya lebih dari 30.000 berasal dari tempat lain dan hampir semuanya laki-laki. Berdoalah untuk pelayanan Kristen kepada anak-anak yang rentan ini. Operation Mercy, SOS Children, Kids Alive International dan Living Water sudah melayani anak-anak berisiko ini, tetapi masih banyak pelayanan sejenis yang dibutuhkan untuk menangani kebutuhan yang besar ini.

11 Kelompok orang yang belum diinjili banyak terdapat di barat, timur dan utara Sudan. Orang-orang di pegunungan Nuba dan wilayah selatan juga banyak yang masih terabaikan. Berdoalah khususnya untuk hal-hal berikut ini

a. Provinsi Darfur seabad lalu adalah wilayah orang Kristen. Meski termasuk salah satu tempat terabaikan di dunia, saat ini sudah ada orang-orang percaya di daerah ini. Suku Daju, Fur, Masalit, Midob, Tama/Kimr dan Zaghawa semuanya adalah suku-suku terabaikan di Afrika. Berdoalah untuk penjangkauan di daerah-daerah mereka yang sangat sulit ini. Tearfund, Operation Blessing dan denominasi-denominasi besar di Sudan melayani dengan memberi bantuan dan pertolongan; berdoalah agar kasih Kristus dinyatakan.
b. Suku Beja di pesisir Laut Merah sebelumnya dikenal dengan nama "Fuzzie Wuzzie". Suku ini dulunya Kristen, tetapi sekarang menganut Islam tradisi. Pelayanan di antara mereka belum banyak. Jumlah orang Kristen yang diketahui juga sedikit.
c. Suku Nubia di lembah Nil—suku purba yang memiliki kerajaan-kerajaan besar—pernah menjadi Kristen selama 1.000 tahun. Tekanan dashyat dari orang Muslim membuat mereka menjadi Islam 600 tahun yang lalu. Ada orang percaya di sana. Beberapa lembaga Kristen juga sudah melayani mereka.
d. Suku Baggara yang nomad dan seminomad di daerah tengah cukup banyak jumlahnya, tetapi baru sedikit yang mendengar Injil, dan belum banyak yang dilakukan untuk menjangkau mereka. Mereka menggunakan tiga sampai empat dialek utama bahasa Arab, meski banyak yang bukan orang Arab.

12 Aktivitas misi mengalami dikotomi. Berdoalah untuk hal-hal berikut

a. Pelayanan di wilayah utara. Pemerintah mengusir 13 LSM dari wilayah ini pada tahun 2009, dan mengurangi secara drastis bukan hanya jumlah pekerja tetapi juga bantuan yang diberikan. Lembaga-lembaga boleh melayani di wilayah utara, tetapi bekerja di bawah tekanan pemerintah sangatlah sulit. Banyak lembaga lokal, khususnya yang berhubungan dengan gereja, melayani di Khartoum dan sekitarnya, tetapi mereka kebanyakan berfokus pada orang Kristen. Penjangkauan kepada suku terabaikan sangat dibatasi.
b. Pelayanan di wilayah selatan berkembang, khususnya sejak CPA tahun 2005. Banyak lembaga melayani di Sudan Selatan tetapi tetap berkantor di Kenya. Selain lembaga-lembaga misi asing terkenal seperti CMS, SIM, AIM, Pioneers , Tearfund, Open Doors, Frontline Fellowship dan lain-lain—ada juga kelompok-kelompok lintas-organisasi seperti ACROSS dan Sudan Partners yang berkolaborasi untuk mengembangkan kapasitas gereja lokal dalam melakukan misi dan pelayanan.
c. Misionaris Afrika ke Sudan meningkat jumlah dan dampaknya. Nigeria, Etiopia, Kenya dan negara-negara lain mengutus para pekerja dan tim lengkap untuk melayani orang Kristen maupun kelompok yang terabaikan.
d. Panggilan dan pemerlengkapan pekerja lokal dan asing untuk menginjili banyak orang wilayah utara yang belum pernah mendengar Injil. Gereja-gereja Presbiterian dan Baptis baru saja mengalami ledakan visi dan semangat untuk melakukan pelayanan bersama.

13 Pelayanan pendukung Kristen:

a. The Bible Society banyak sekali melakukan supervisi proyek penerjemahan dan distribusi Alkitab dari kantor pusatnya di Khartoum. Lembaga ini memiliki sasaran yang luar biasa dengan rencananya mendistribusikan 10 juta Alkitab dalam waktu tujuh tahun karena banyaknya permintaan dari orang-orang percaya baru.
b. Penerjemahan Alkitab masih menjadi kebutuhan utama. Dari 114 bahasa, baru sepuluh yang sudah memiliki terjemahan Alkitab lengkap (Alkitab dalam bahasa Nuer baru saja selesai). Dua belas proyek penerjemahan sedang berlangsung, dan 21 bahasa lainnya masih membutuhkan penerjemahan. Berdoalah bagi banyak orang Kristen Sudan yang merencanakan atau sedang mengerjakan penerjemahan Alkitab. Orang-orang asing berusaha membantu, mendorong dan melatih dalam pelaksanaan tugas ini. Berdoalah agar penerjemahan PB dan Alkitab ini bisa cepat terselesaikan meskipun ada banyak halangan.
c. Literatur Kristen tidak banyak tersedia di banyak daerah. Berdoalah untuk semua yang terlibat dalam membawa Alkitab, buku nyanyian dan bahan-bahan lainnya ke negara ini (Frontline Fellowship, Open Doors dan lain-lain). Pameran-pameran buku Kristen di Khartoum menarik banyak orang, baik yang Kristen maupun Islam, dan telah mendistribusikan banyak sekali literatur. Berdoalah agar kebutuhan besar akan bahan bacaan Kristen yang mendidik dapat terpenuhi.
d. Film YESUS digunakan secara luas dalam 21 bahasa yang selama ini sudah diterjemahkan. Sebagian besar penduduk sudah menonton film ini dan memberi respons yang luar biasa.
e. Radio Kristen merupakan pelayanan yang berkembang dengan pesat, khususnya stasiun-stasiun FM lokal. ACROSS dan banyak lembaga Kristen lainnya memiliki pelayanan radio. Sudan Christian Media Network melayani di seluruh negeri dengan memfasilitasi pelayanan radio, audio, video dan media lainnya.
f. GRN memiliki rekaman-rekaman dalam 129 bahasa dan dialek. Media bertenaga surya dan angin serta MP3 player merupakan alat-alat yang sangat berguna di banyak tempat yang tidak memiliki arus listrik di negara ini.

Operation World | << Sudan >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan

Sudan - Wikipedia bahasa Indonesia

© OperationWorld (Indonesia) 2015

Dari Operation World: Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia, Jason Mandryk,
Edisi Bahasa Indonesia Jilid II dan III, © 2013 Yayasan Gloria

TIDAK TERSEDIA DI TOKO-TOKO BUKU

Jika Anda merasa bahan ini berguna bagi pelayanan Anda, Anda dapat memesannya langsung melalui:

Komunitas Katalis melalui sistem keanggotaan tetap
Pendaftaran: +62-274-264-1003, katalis@glorianet.org
atau kontak http://glorianet.org

Diperoleh dari "https://misi.co/Sudan"