1 Gereja Somalia yang masih muda muncul di tengah kesukaran besar. Orang-orang Kristen Somalia dianggap rendah dan dianiaya dengan berat, bahkan dibunuh sebagai martir, tetapi mereka terus bertumbuh dalam iman dan visi. Keterbebanan terhadap bangsa sendiri membuat mereka terus memimpin dengan lebih berani dan memastikan tidak akan menghilang begitu saja. Para penguasa mengakui bahwa Somalia tidak lagi 100% Muslim, tetapi juga bersikeras bahwa semua orang Somalia masih tetap Muslim.

1 Negara Afrika yang paling gagal ini terus berjuang menggapai stabilitas. Meskipun sudah lebih dari 20 tahun sejak perang dimulai, kekerasan dan anarki masih terus terjadi. Beberapa upaya untuk merevisi peraturan dan undang-undang menemui jalan buntu—pemerintah transisi federal (TFG) masih belum dapat menguasai sebagian besar negara, bahkan sebagian besar Mogadishu. Struktur-struktur kesukuan yang kuat justru makin melemahkan dan bukan memperkuat usaha-usaha untuk menangani wilayah selatan. Al Shabaab dan kelompok-kelompok fundamental lain menguasai banyak wilayah secara siginifikan, bahkan menjalankan pemerintahan (TFG) dari bekas daerah kekuasaannya. Berdoalah agar semua orang Somalia mendukung pemerintah dan agar otoritasnya ditegakkan di seluruh negeri itu. Berdoalah agar para pemegang kekuasaan dapat belajar dari masa lalu, menjalankan pemerintahan untuk kepentingan rakyat, menghormati hak-hak asasi manusia dan memberi kebebasan beragama yang sesungguhnya.

2 Peran Islam menimbulkan masalah. Penganut Islam radikal berkontribusi dalam masalah-masalah yang terjadi sekarang. Banyak pejihad datang ke Somalia dan ingin berperang melawan pemerintah. Badan hukum Islam sudah merevisi undang-undang di wilayah-wilayah pengaruhnya, tetapi dengan cara yang paling kasar untuk memberlakukan paksa hukum syariat yang ketat pada semua orang. Berdoalah agar rencana-rencana kelompok Islamis dapat digagalkan dan penjajahan agama baru dapat dicegah.

3 Kesehatan ekonomi, sosial, dan fisik rakyat Somalia sangat buruk, akibat perang dan pengabaian bertahun-tahun. Lebih dari 750.000 orang telantar di negeri sendiri, dan 500.000 orang mati akibat perang. Peperangan/kerusuhan dan khususnya aliran Islam yang keras membuat negara ini sulit mendapat bantuan dari luar negeri. Berdoalah untuk

a. Hukum dan stabilitas. Kekacauan hanya memberi kesempatan kepada para penyelundup, perampok, perompak, dan teroris untuk makin memperkeruh masalah. Situasi berbahaya dan interpretasi Islam yang menekan semacam ini juga menghalangi datangnya bantuan dan pekerja yang akan menolong orang lain.

b. Struktur kejahatan membuat kesalahan-kesalahan besar terus berlangsung. Sebagian besar wanita mengalami mutilasi kemaluan (sunat). Banyak wanita diperkosa, diceraikan, dan ditinggalkan oleh suami mereka, dan banyak anak Somalia mengalami penculikan, eksploitasi, dan pengabaian.

c. Kebutuhan medis. Anggaran kesehatan Somalia paling rendah di antara negara mana pun, dengan angka kematian bayi tertinggi—hampir 12% anak Somalia mati ketika masih bayi. Kekeringan dan kelaparan akibat perang menyebabkan banyak sekali orang yang terpaksa bergantung pada bantuan makanan.

d. Penanganan bantuan yang bijak. Akses ke Somalia sulit dan kesempatan-kesempatan terbatas; reaksi-reaksi keras terhadap bantuan "Kristen" sering terjadi. Berdoalah untuk perlindungan dan pelayanan efektif dari para pekerja pemberi bantuan, yang banyak di antaranya adalah orang Kristen.

4 Somaliland dan Puntland. Somaliland yang terletak di barat laut menyatakan kemerdekaannya sebagai negara republik tahun 1991. Sangat kontras dengan wilayah selatan yang penuh kerusuhan, wilayah di barat laut ini tetap stabil sebagai negara terpisah secara de facto—sebagian besar berkat struktur kesukuan yang dibiarkan utuh oleh Britania dan infrastruktur yang kuat. Puntland yang berada di timur laut juga sudah menjalankan pemerintahan sendiri sejak tahun 1998, dan hanya sedikit mengalami pergolakan masyarakat. Kedua wilayah yang jauh lebih aman dan stabil ini memiliki potensi untuk membantu memulihkan wilayah selatan. Namun, meski stabil, wilayah-wilayah di bagian utara ini hampir tidak ada orang Kristen. Berdoalah agar perdamaian di Somaliland dapat memengaruhi wilayah selatan, dan agar perdamaian ini dapat membuka pintu-pintu kesempatan bagi Injil.

5 Pekerjaan misi, selalu berbahaya dan dipagari larangan-larangan, sehingga terpaksa dihentikan tahun 1972 ketika lembaga-lembaga mereka dinasionalisasikan oleh rezim Marxis yang baru. Pekerjaan misi yang berbeda antara tahun 1897 dan 1974 menghasilkan beberapa ratus orang berbalik kepada Tuhan. Berdoalah agar banyak pekerja yang terpanggil, setia dan sedia ke Somalia ketika pintu-pintu yang ditutup paksa ini terbuka.

6 Gereja Somalia ditarik ke bawah tanah tahun 1991 ketika rezim diktator Mohamed Siyad Barre digulingkan dalam suatu pemberontakan masyarakat. Sebagian besar dari ratusan orang percaya Somalia bersembunyi di bawah tanah atau melarikan diri dari anarki dan mencari suaka di luar negeri. Kemungkinan ada sekitar 4.000 orang Somalia Kristen di Somalia dan 8.000 orang lagi tersebar di luar Somalia. Sebagian mengadakan persekutuan secara sembunyi-sembunyi, sementara yang lain menjadi pengikut Yesus dalam keterasingan. Berdoalah untuk perlindungan dan juga kesempatan melakukan pemuridan dan persekutuan. Sekalipun penganiayaan terhadap orang percaya meningkat, biarlah keberanian gereja tak pernah surut; meskipun makin banyak jumlah orang percaya yang harus membayar iman mereka dengan nyawa mereka. Berdoalah untuk ketekunan orang-orang Kristen di dalam situasi yang sangat sulit ini. Berdoalah juga agar keluarga-keluarga Kristen Somalia dibangkitkan—mayoritas orang Kristen adalah pria.

7 Prasangka negatif terhadap kekristenan harus diatasi jika komunitas iman hendak membuat terobosan yang lebih besar. Hal-hal yang perlu diatasi antara lain

a. Pandangan yang keliru tentang kekristenan. Berdoalah agar pemahaman yang menghubungkan kekristenan dengan kemerosotan moral Barat, kolonialisme Eropa, dan campur tangan Etiopia dapat dipatahkan.

b. Penyataan kasih Kristus secara praktis melalui bantuan dan pelayanan kemurahan harus dilakukan dengan cara yang benar. Berdoalah agar para pengungsi dan penerima bantuan Kristen dapat tersentuh dan memberi respon.

c. Kehidupan penggembala nomad dan struktur kesukuan yang sangat kuat di masyarakat Somalia yang dianggap tidak sesuai dengan kekristenan; sedikitnya 60-70% orang Somalia adalah seminomad dan 95% terikat kesukuan.

8 Orang Somalia diaspora jumlahnya sekitar enam juta. Yang terbanyak ada di Etiopia (4,2 juta), Yaman (900.000), Kenya (500.000) dan Djibouti (300.000). Kebanyakan pengungsi hidup tersisih di negara-negara yang mereka tinggali. Sementara 1,4 juta orang Somalia juga hidup telantar di negara sendiri. Sejumlah lembaga misi berusaha menjangkau orang Somalia ini di berbagai negara. Berdoalah agar pelayanan ini berdampak nyata bagi orang Somalia dan agar gereja Somalia yang bergairah dapat dibangun; juga agar ada keterbukaan yang lebih besar pada orang Somalia di luar negeri.

9 Pelayanan-pelayanan khusus:

a. Alkitab Somalia pertama diterbitkan tahun 1977; revisi terkini baru saja dipasarkan di Amerika dan Kenya. Penyebarluasan hanya dapat dilakukan di luar Somalia. Berdoalah untuk keluasan penyebaran Alkitab ini.

b. Penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Maay Somalia (suku Rahanwein), yang memiliki bahasa yang agak berbeda, sedang dikerjakan.

c. Radio Kristen merupakan sarana penginjilan dan prapenginjilan yang vital untuk menjangkau orang Somalia di luar negeri. Berdoalah untuk pelayanan Somali Voice of New Life (CNC-SIM), Voice of the Path of Peace dan siaran-siaran radio FEBA, TWR, IBRA dan Adventist World Radio. Keberlangsungan pelayanan ini masih memerlukan perjuangan berat dan masih sulit dikembangkan.

d. Bahan-bahan Kristen dalam bentuk lain meliputi bahan-bahan audio dari GRN dan Bible Voice, situs-situs internet seperti Somali Christian Ministries dan kursus korespondensi Alkitab (CNC).