MISI
.co
christian
online
Misi

Rwanda

Dari Misi

Langsung ke: navigasi, cari
Navigasi negara:

Operation World | << Rwanda >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan


Daftar isi


Jawaban Doa untuk Disyukuri -- Rwanda

1 Rwanda sudah mengalami banyak kemajuan dalam berbagai bidang sejak peristiwa-peristiwa tragis tahun 1994-95.

a. Infrastruktur negara hancur berantakan selama konflik. Namun stabilitas politik sejak tahun 2000 memungkinkan pengembangan dan pembangunan kembali jalan-jalan raya, gedung-gedung, layanan pemerintah, air dan sanitasi, pendidikan dan sistem komunikasi.
b. Pemulihan ekonomi menggembirakan. Rwanda merupakan salah satu negara yang perekonomiannya paling cepat berkembang di Afrika. Komoditas utama pendapatan nasional—teh dan kopi—sudah menunjukkan kualitas yang tinggi dan hasil signifikan yang sudah pulih.
c. Kehadiran wanita dalam kepemimpinan. Lebih dari separuh anggota parlemen terpilih adalah wanita, yang sungguh menunjukkan suatu kemajuan, khususnya karena pelaku utama kejahatan genosida adalah pria dan sebagian besar yang menjadi korban adalah wanita.
d. Bersyukur atas komitmen untuk rekonsiliasi dan membangun perdamaian, untuk bergerak maju meninggalkan masa lalu yang kelam dan menyongsong masa depan yang lebih cerah. Sesungguhnya, usaha-usaha yang dilakukan di negeri yang sudah dilanda ketegangan etnis selama berabad-abad ini sangat patut disyukuri. Dan hal yang juga menggembirakan adalah gereja-gereja ternyata berada di garis depan gerakan ini.

2 Kaum injili muncul dan bertumbuh pesat sejak tahun 1994. Saat ini, mereka banyak menempati posisi-posisi kepemimpinan di bidang politik, pendidikan, kesehatan dan pembangunan bangsa. Meski tingkat pertumbuhan kelompok Protestan/Independen masih tinggi, konsolidasi orang injili sebagai kekuatan masyarakat patut disyukuri.

Tantangan untuk Didoakan -- Rwanda

1 Pemulihan dari genosida tahun 1994 yang mengklaim menelan korban sampai satu juta jiwa sungguh tidak mudah, tetapi rakyat menunjukkan ketangguhan dan kemampuan luar biasa untuk memaafkan dan melangkah maju di tengah kesakitan dan kehilangan yang besar. Berdoalah untuk

a. Pemulihan sejati bagi para korban. Luka yang sangat dalam tetap ada, yang tak bisa disembuhkan dari luarnya saja. Berdoalah untuk kesinambungan program-program jangka panjang untuk konseling, rehabilitasi dan rekonsiliasi.
b. Identitas Rwanda pascaetnis. Penghapusan identifikasi etnis (Hutu, Tutsi dan lainnya) dipandang sebagai langkah positif oleh banyak orang. Rakyat hanya disebut dan menjadi orang Rwanda. Langkah ini memang bisa membantu menyatukan etnis yang terpecah-pecah, tetapi juga bisa membuat ketimpangan yang sekarang menjadi kekuatan pengimbang ini tidak pernah mendapatkan oposisi. Berdoalah agar semua ketimpangan yang didasarkan pada kesukuan semacam ini dapat berakhir.
c. Proses pengadilan. Hanya 27 orang yang sudah dijatuhi hukuman dalam Pengadilan Penjahat Internasional. Sistem peradilan biasa tidak dapat menangani kasus itu, sehingga pemerintah lalu mengadakan gacaca, pengadilan komunitas, untuk mengurangi jumlah orang yang bersalah. Jika dilakukan dengan tepat, gacaca dapat menunjukkan dan menegakkan keadilan. Namun sejumlah kasus pada kenyataannya ditangani dengan buruk. Berdoalah agar Tuhan memberi keadilan dan memulihkan luka hati orang-orang yang tidak menerima perlakuan yang adil.
d. Pembebasan narapidana, karena penjara-penjara tidak mampu lagi menampung jumlahnya yang besar serta menanggung biayanya. Pada akhirnya reintegrasi 125.000 lebih orang yang semula dipenjarakan—banyak di antara mereka bersalah atas kejahatan mengerikan—menjadi ujian yang sesungguhnya bagi kemajuan Rwanda. Lebih dari separuh narapidana sudah dibebaskan. Sebagian belum diadili. Sebagian yang diadili didapati tidak bersalah. Sebagian mendapat amnesti, sementara yang lain dinyatakan bersalah dan harus menjalani hukuman. Sebagian besar pembebasan ini setidaknya memicu kemarahan para korban di masa lalu. Berdoalah untuk pengampunan dan pertobatan sejati.

2 Masa depan jangka panjang Rwanda pada akhirnya harus bergerak meninggalkan peristiwa-peristiwa tahun 1990-an. Program pembangunan yang disebut Visi 2020 mencanangkan tujuan untuk melakukan transformasi ekonomi, infrastruktur dan nilai-nilai Rwanda. Tantangan-tantangan besar terbayang di depan, dan yang paling jelas adalah

a. Stabilitas politik sudah tercapai, namun ada banyak kebebasan lain yang masih perlu dicapai. Kepemimpinan politik kuat, namun adanya gerakan oposisi politik yang sehat dan pers yang lebih mandiri akan membuat Rwanda menjadi lebih kuat. Pemerintah sangat simpatik terhadap kekristenan, meski bukan tanpa kritik, khususnya dalam hal kebebasan berekspresi, hak asasi manusia dan kebijakan luar negeri terhadap DRC (Republik Demokratik Kongo). Keadilan mengangkat harkat suatu bangsa; berdoalah agar dinamika semacam ini menjadi ciri khas Rwanda.
b. Teka-teki hubungan militer-politik antara Rwanda, Burundi, Republik Demokratik Kongo dan Uganda masih menjadi tantangan. Dengan adanya aktivitas para pemberontak dan tentara milisi, hubungan sering menjadi tegang dan mengalami pasang surut. Berdoalah untuk kesabaran, pengertian dan kerja sama untuk bersama-sama mewujudkan keadilan dan mengenyahkan orang-orang yang hendak mengacaukan stabilitas.
c. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan lahan yang terbatas bisa memperparah masalah yang sudah lama terpendam akibat pembunuhan massal. Tradisi membagikan tanah warisan kepada semua keturunan membuat petak-petak tanah pertanian yang kecil tidak cukup untuk memberi makan satu keluarga saja. Kecemburuan dan keserakahan bersembunyi di balik eposide-episode pembunuhan dan pencurian di lingkungan sekitar yang tak terhitung banyaknya selama masa-masa kegelapan tahun 1994-95. Melayangnya jiwa-jiwa secara mengerikan mengurangi banyak kepadatan penduduk dan lahan pertanian, namun persoalan yang sama bisa muncul lagi tanpa terelakkan—Rwanda sudah menjadi negara yang paling padat penduduknya di Afrika. Berdoalah agar solusi-solusi bijaksana bisa ditemukan untuk mengatasi masalah-masalah yang sudah berakar dan berlangsung lama ini.

3 Iklim keagamaan Rwanda sudah dimantapkan lagi sejak tahun 1990-an. Negara yang 80% penduduknya menyebut diri Kristen, namun membiarkan dan melanggengkan berbagai tindak kejahatan, mungkin memang sudah Kristen, tetapi jelas belum bertobat sungguh-sungguh. Berdoalah untuk

a. Gereja Katolik, yang kehilangan banyak kredibilitas karena gagal dalam bertindak melawan kejahatan atau bersuara menentang kebencian etnis yang menyebabkan pembunuhan massal. Banyak orang Katolik yang saleh, termasuk para pastor dan biarawati, telah mengorbankan nyawanya untuk melindungi orang lain. Tetapi kebanyakan yang lainnya tidak terlibat atau bahkan berkomplot dengan para pelaku kejahatan. Sebagai akibatnya, banyak orang meninggalkan agama Katolik karena kecewa. Berdoalah agar nominalisme dan kompromi semacam itu tidak terjadi lagi dan agar pembaruan yang sesungguhnya dapat mentransformasi Gereja Katolik; tanda-tanda bahwa banyak orang Katolik mencari pembaruan merupakan hal yang membesarkan hati.
b. Kelompok injili berkembang pesat sebagai akibat dari penginjilan yang sangat aktif, berbagai program pemberian bantuan, pelayanan kepada yang terluka dan mengalami trauma, serta pesan pengharapan bagi semua orang tanpa memandang suku. Kebangunan rohani Afrika Timur pada tahun 1930-an dimulai di Rwanda. Berdoalah agar kebangunan rohani yang baru terjadi lagi, suatu pembaruan yang akan menempatkan kesukuan dan pembalasan dendam di kaki salib dan ditandai dengan pertobatan dan rekonsiliasi. Beberapa kelompok injili tampaknya hanya memperhatikan pertumbuhan jumlah anggota daripada pemuridan dan perubahan hidup.
c. Orang Muslim juga meningkat secara signifikan selama 15 tahun terakhir—dengan alasan-alasan yang, tak heran, sama dengan kaum injili. Pembangunan masjid yang agresif, program-program pendidikan dan bantuan, pesan universal yang melampaui batas etnis, serta landasan moral yang tinggi sebagai penahan tindakan genosida, telah menunjukkan peningkatan orang Muslim sampai kemungkinan lebih dari 5% jumlah penduduk—meskipun angka ini masih diperdebatkan. Ada penjangkauan yang terabaikan terhadap orang Muslim, dan gereja-gereja kebanyakan tidak tahu bagaimana cara melakukannya; berdoalah untuk kesaksian orang percaya yang penuh kasih terhadap orang-orang Muslim.

4 Ribuan pemimpin rohani dibunuh atau melarikan diri dan belum tergantikan. Yang masih tinggal sering merasa putus asa menghadapi berbagai kehancuran fisik, sosial, psikologis dan spiritual yang sangat menyedihkan. Tidak lebih dari 10% pendeta injili yang dapat mengikuti pelatihan teologi secara formal. Beberapa sekolah tinggi teologi baru saja mengalami kelahiran kembali, seperti Institut Teologi Injili Rwanda (sebagai hasil penggabungan dua perguruan tinggi), juga perguruan tinggi Anglikan dan perguruan tinggi Pentakosta. Semuanya menghadapi tantangan. Sejumlah pendeta melatih dan belajar di Uganda atau Kenya. Sejumlah program lainnya, seperti TEE dan pelatihan berbasis modul, juga dimanfaatkan. Kemiskinan kerap menjadi kendala bagi para pendeta untuk dapat mengikuti pelatihan yang mereka butuhkan dan dambakan. Kelengkapan untuk studi Alkitab yang baik tidak banyak, dan keputusan pemerintah untuk segera mengalihkan bahasa pengantar pendidikan dari bahasa Prancis ke bahasa Inggris bisa menambah waktu pelatihan bertahun-tahun lagi. Berdoalah agar Tuhan membangkitkan orang-orang saleh untuk memenuhi berbagai kebutuhan di Rwanda saat ini. Berdoalah juga untuk kecukupan finansial bagi mahasiswa maupun sekolah.

5 Anak-anak dan kaum muda sangat menderita akibat peristiwa-peristiwa tahun 1990-an, tetapi mereka kini sudah menjadi orang-orang dewasa muda dan pemimpin Rwanda masa depan. Mereka menerima peninggalan yang menyakitkan dan memikul beban berat yang yang tak seharusnya ditanggung oleh kaum muda. Berdoalah untuk

a. Pelayanan mahasiswa. Banyak pemimpin Pemahaman Alkitab GBU (IFES) yang kehilangan nyawa, tetapi generasi pekerja baru sedang dibangkitkan. CCCI juga melayani di universitas-universitas dan banyak perguruan tinggi. Berdoalah agar ada lebih banyak pekerja dan bahan-bahan yang memadai untuk tugas pelayanan ini.
b. Pelayanan kaum muda, seperti Scripture Union, AEE/Rwanda (AE), YWAM, YFC, Moucecore, Solace Ministry dan Christ for the Nations Ministry, yang melakukan pelayanan lintas denominasi. Program-program yang sedang digiatkan saat ini adalah program membaca Alkitab, persekutuan doa, perkemahan muda-mudi, pendidikan alternatif, penyadaran terhadap AIDS serta pendampingan anak yatim piatu, anak jalanan dan anak-anak yang menjadi kepala keluarga.
c. Anak-anak yatim piatu akibat genosida, perang dan AIDS mungkin berjumlah sampai 900.000 orang—sekitar 30% dari jumlah anak di Rwanda. Ada lebih dari 30.000 rumah tangga—yang dikepalai anak-anak—untuk mengurus 100.000 anak. Mereka adalah kelompok yang paling rentan terhadap eksploitasi. Berdoalah untuk:
i. Konseling bagi anak-anak yang menyaksikan atau mengalami peristiwa traumatis dan harus hidup tanpa orangtua. Jumlah mereka sangat besar, luka mereka sangat dalam dan gereja masih dalam taraf belajar untuk melakukan pelayanan semacam ini.
ii. Jaringan sosial—seperti keluarga besar mereka—agar menunjukkan kasih, kemurahan dan kebaikan kepada mereka, serta memperlakukan mereka seperti anak sendiri. Berdoalah juga untuk sahabat-sahabat anak yatim piatu ini; 74% mengatakan mereka tak punya teman, dan 40% merasa hidupnya tak berarti.
iii. Anak-anak dari pelaku genosida. Berdoalah agar segala ikatan yang menurunkan warisan rasa bersalah dan kekejaman dapat dipatahkan; berdoalah untuk kemerdekaan dan identitas yang baru di dalam Kristus.
iv. Keteladanan dalam keluarga dan komunitas, yang belum dialami anak-anak ini. Berdoalah untuk gereja-gereja, pelayanan-pelayanan dan hubungan-hubungan yang mengajarkan dan menunjukkan kepada mereka bagaimana hidup sebagai bagian dari keluarga, komunitas dan masyarakat yang memuliakan Tuhan.

6 Kehadiran misionaris terus meningkat. Juga ada banyak kehadiran LSM yang ikut ambil bagian dalam usaha pembangunan. Kebijakan pemerintah ikut mendukung peningkatan pelayanan misionaris injili, seperti dengan diizinkannya pendirian sekolah internasional Kristen di Kigali (KICS). Lembaga-lembaga misi yang terkenal adalah Churches of Christ, CMS, AoG, kelompok Baptis, Evangelical Friends, WVI, Compassion, AIM, IJM, WV, Rwanda Partners serta PEACE plan dari Gereja Saddleback yang sudah dikenal luas. Kondisi-kondisi yang dihadapi sangat mengerikan secara emosional, apalagi saat menghadapi korban genosida dan AIDS. Masih banyak sekali dibutuhkan pelayanan konseling dan rekonsiliasi, pemuridan dan pelayanan gereja, pendidikan, kesehatan, generasi pencari nafkah dan banyak lagi. Berdoalah agar pelayanan-pelayanan ini dapat memberdayakan orang Rwanda, dan bukan membuat mereka bergantung; berdoalah juga agar banyak program dan pekerja tidak hanya dapat menjangkau Kigali, tetapi juga sampai ke desa-desa dan daerah-daerah pedalaman.

7 Tantangan-tantangan pelayanan yang membutuhkan doa syafaat

a. HIV/AIDS merupakan tantangan yang sangat besar di Rwanda. Tingkat penularan mencapai 10% pada usia 14-49 tahun, dan 33% pada wanita hamil, sebuah bom waktu yang siap meledak dan merampas generasi masa depan Rwanda. SU, Mother's Union, Christian Aids (Britania Raya), WorldRelief, WVI, AEE, Solace dan banyak lembaga denominasi lainnya melakukan tindakan pencegahan dan penanganan. Rwanda kerap digembar-gemborkan sebagai negara yang sukses dalam memerangi AIDS, tetapi masih banyak yang harus dilakukan. Berdoalah untuk:
i. Program penyuluhan dan pencegahan untuk mengurangi berjangkitnya penyakit ini. Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ini masih sangat kurang.
ii. Penanganan orang yang sudah terkena AIDS, entah dengan mengusahakan pengobatan untuk hidup yang lebih lama bagi yang masih aktif atau pun dengan menenteramkan hati yang sudah sakit parah dan segera akan meninggal.
iii. Penghapusan stigma seputar HIV/AIDS agar orang yang terkena tidak menderita diskriminasi dan tetap dapat berkontribusi dalam pembangunan kembali bangsa.
b. Suku Pygmy Twa adalah suku kecil di daerah pedalaman yang seringkali masih hidup dalam kondisi terbelakang. Kebanyakan menjadi pengrajin dan petani, setelah cara hidup rimba tradisional mereka sebagai pemburu-pengumpul terancam akibat penggundulan hutan dan pengusiran pengelola cagar alam yang tidak adil. Mereka adalah para penderita genosida akut yang menjadi korban tidak bersalah dari kekerasan Hutu-Tutsi. Mereka pada umumnya hidup miskin dan kurang berpendidikan, dan sering mengalami eksploitasi.
c. Wanita berisiko. Banyak wanita menjadi janda akibat genosida; yang lain hidup sendiri karena suami mereka mendekam di penjara. Antara 100.000-250.000 wanita diperkosa, suatu teror sistematis yang membuat hampir separuh korbannya positif terinfeksi HIV, menderita trauma psikologis dan stigma sosial. Perempuan cenderung kurang mendapat pendidikan dan kesempatan kerja; sehingga banyak yang terjerumus atau dijerumuskan ke dalam pelacuran. Berdoalah agar ada lebih banyak pelayanan untuk wanita-wanita ini: CCCI, Rwanda Partners, Mother's Union, AEE, Solace dan yang lainnya menekuni pelayanan ini.
d. Kurangnya pemuridan dan pengajaran Alkitab. Banyak orang yang menyebut diri Kristen kurang memiliki pemahaman mendalam mengenai iman mereka. Teologi Kemakmuran mulai berpengaruh di Rwanda; gereja-gereja memerlukan pemimpin terlatih dan kaum awam yang dapat meresponi isu-isu problematis seperti itu. Program-program pengajaran seperti Alpha Course bisa memakan waktu lama dalam membangun tubuh Kristus, sehingga menimbulkan risiko mengadopsi "nominalisme injili". Berdoalah agar kaum injili di Rwanda menjadi dewasa dalam Kristus, sehat secara alkitabiah dan memiliki dampak yang mengubah hidup bangsa mereka.

8 Pelayanan pendukung Kristen:

a. Distribusi Alkitab dan literatur Kristen menjadi sumber pengharapan bagi orang-orang yang menderita. The Bible Society menerbitkan terjemahan modern dalam bahasa Kinyarwanda, yang lebih dapat diakses oleh orang-orang yang kurang bisa membaca. Kemiskinan dan buta huruf membatasi daya pengaruh literatur, sehingga African Enterprise, The Bible Society dan lainnya juga harus melakukan program-program untuk meningkatkan kemampuan membaca.
b. Materi audio menjadi penting sekali. Rekaman-rekaman GRN tersedia dalam semua bahasa utama, dan Faith Comes By Hearing mendistribusikan radio kaset yang dikemas bersama Alkitab dan bahan pengajaran Kristen.
c. Radio Kristen. Beberapa stasiun radio Kristen sudah melakukan siaran lokal. TWR juga melakukan siaran dalam bahasa Kinyarwanda, dengan acara-acara yang dirancang untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan khusus bangsa ini. AWR juga melayani dengan cara yang sama.
d. Film YESUS sudah ditonton lebih dari separuh penduduk.

Operation World | << Rwanda >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan

Rwanda - Wikipedia bahasa Indonesia

© OperationWorld (Indonesia) 2015

Dari Operation World: Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia, Jason Mandryk,
Edisi Bahasa Indonesia Jilid II dan III, © 2013 Yayasan Gloria

TIDAK TERSEDIA DI TOKO-TOKO BUKU

Jika Anda merasa bahan ini berguna bagi pelayanan Anda, Anda dapat memesannya langsung melalui:

Komunitas Katalis melalui sistem keanggotaan tetap
Pendaftaran: +62-274-264-1003, katalis@glorianet.org
atau kontak http://glorianet.org

Diperoleh dari "https://misi.co/Rwanda"