Luas wilayah 77.871 km². Gugusan kepulauan yang terdiri lebih dari 1.000 pulau kecil yang tersebar di berbagai lautan Indonesia bagian timur. Ada dua provinsi: Maluku dan Maluku Utara.

Populasi 2.244.000 jiwa; 29 jiwa/km².

113 penduduk asli.

Islam 70%; Kristen 29,5% (Protestan 25,7%, Katolik 3,8%); Hindu 0,2%; Buddha 0,1%; lainnya 0,7%.

1 Tindak kekerasan yang mengerikan dan pembersihan etnis pada tahun 1999-2000 meninggalkan goresan kenangan pahit dan perubahan untuk selamanya bagi provinsi ini. Meningkatnya ketegangan etnis, politik dan keagamaan di antara komunitas di Maluku diperparah dengan munculnya oknum-oknum dari luar dengan agenda jahat mereka. Hal ini pada akhirnya meledak menjadi kerusuhan dengan kekerasan dan peperangan yang dipicu oleh isu keagamaan. Meningkatnya siklus saling balas dendam mengakibatkan hancurnya lebih dari 400 gereja dan banyak masjid. Ribuan pejuang jihad Islamis direkrut, dipersenjatai, dan dikirim ke Maluku untuk membersihkan kekristenan dari kepulauan ini. Keterlibatan kesatuan militer yang jahat, yang diutus untuk menghentikan pertempuran, justru membantu laskar jihad tersebut. Sebagian besar populasi Kristen di Pulau Ambon, Seram, Ternate, Tidore, sebagian dari Halmahera, dan wilayah lainnya terpaksa melarikan diri. Akibatnya, lebih dari 500.000 orang menjadi pengungsi dan lebih dari 20.000 orang tewas. Kini, dengan berakhirnya konflik dan kondisi kembali membaik, hampir seluruh kelompok bekerja sama mewujudkan perdamaian. Berdoalah agar berbagai upaya dan sikap ini terpelihara dengan baik dan berkelanjutan. Masih ada beberapa kaum jihad yang tinggal di Seram, Buru dan wilayah-wilayah lainnya.

2 Gereja Protestan Maluku, yang didirikan pada tahun 1605, merupakan denominasi Protestan tertua di Asia. Nominalisme melemahkan kesaksian Gereja, sementara itu jumlah kaum Muslim terus bertumbuh melalui imigrasi, perpindahan agama orang Maluku ke Islam, dan kepergian umat Kristen secara paksa ke wilayah lain. Denominasi-denominasi lainnya masuk ke Maluku dan mengalami pertumbuhan normal meskipun berada di tengah pergolakan dan penganiayaan pada tahun-tahun terakhir. Pengaturan pemisahan antara desa Kristen dan desa Muslim agaknya mampu membawa perdamaian. Namun, umat Kristen sadar bahwa hal ini bukanlah solusi jangka panjang bagi kesaksian yang efektif dan penjangkauan. Berdoalah untuk pemulihan bagi banyak orang yang mengalami trauma dan kehilangan yang mendalam. Berdoalah pula agar mereka mampu bersaksi dengan penuh kasih kepada tetangga Muslim mereka, bahkan kepada para mantan penganiaya mereka.

3 Kaum yang terabaikan mencakup:

a. Kaum Muslim, termasuk suku Fordate, Geser-Gorom, Ternate, Tidore, Tulehu, dan banyak suku bangsa lebih kecil lainnya.

b. Banyak komunitas di Maluku Selatan dan Maluku Tenggara merupakan umat Kristen nominal. Hanya ada sedikit sekali bukti mengenai iman Kristen yang masih terpelihara. Berdoalah agar ada cara-cara yang efektif untuk menjangkau mereka.

4 Penerjemahan Alkitab merupakan suatu tantangan. Pemerintah telah melakukan banyak hal untuk mendorong penggunaan bahasa nasional. Itu sebuah berkat bagi komunikasi dan penginjilan. Namun, ada 117 bahasa yang masih aktif digunakan di Maluku dan hanya empat bahasa yang memiliki terjemahan Alkitab Perjanjian Baru, padahal banyak dari suku-suku ini adalah umat “Kristen”. Tim penerjemah terlibat dalam penerjemahan 34 bahasa, dan masih ada 64 bahasa lagi yang membutuhkan penerjemahan. Berdoalah untuk keberlanjutan pekerjaan penerjemahan ini, yang bersama-sama dengan pelayanan yang lain terganggu karena tindak kekerasan yang terjadi.