MISI
.co
christian
online
Misi

Korea Selatan

Dari Misi

Langsung ke: navigasi, cari
Navigasi negara:

Operation World | << Korea Selatan >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan


Daftar isi


Jawaban Doa untuk Disyukuri -- Korea Selatan

1 Puji Tuhan untuk Gereja Korea yang unik. Gereja ini didirikan di atas kearifan lokal yang sehat, diberkati oleh serangkaian kebangunan rohani, dimurnikan oleh penganiayaan, dan kini menjadi salah satu gereja paling terkenal di dunia dalam hal visi untuk bermisi. Gereja ini menjadi salah satu gereja dengan jumlah kelompok injili terbesar di Asia. Peran kehadiran Gereja Korea terlihat sangat jelas. Masyarakat Korea mendapatkan dampak positif dari keberadaannya di berbagai tahapan kehidupan dan sejumlah pemimpin ternama di bidang politik serta industri adalah orang-orang Kristen. Dari hanya satu gereja Protestan yang dirintis tahun 1884, kini Korea Selatan memiliki sekitar 50.000 gereja lokal Protestan.

2 Komitmen terhadap doa yang berkelanjutan, penuh pengorbanan, dan dilandasi kerinduan mendalam, baik secara berkelompok maupun perorangan, merupakan karakteristik sebagian besar Gereja Protestan Korea. Dengan adanya persekutuan doa pagi dan malam yang dilakukan setiap hari dan sepanjang malam, konser doa di akhir pekan, dan bukit doa (di pusat-pusat retret), komitmen umat Kristen Korea dalam hal berdoa sangat luar biasa. Buah doa tersebut tidak akan pernah dikenal di bumi ini, tetapi akan terjawab ketika kita berada di surga.

3 Kekristenan Korea merupakan salah satu kekristenan terbaik. Enam dari sepuluh gereja terbesar di dunia berada di Korea. Demikian pula dengan sekolah tinggi teologi, pelayanan pembaptisan, dan pertemuan-pertemuan Kristen dan injili terbesar di dunia sepanjang sejarah. Puji Tuhan, bukan atas besarnya peristiwa-peristiwa tersebut, melainkan atas pertumbuhan dan kekuatan yang ditunjukkannya.

4 Gerakan pengutusan misionaris Korea telah meluas sehingga menjadikan Korea Selatan sebagai negara pengutus misionaris ke luar negeri terbesar kedua di dunia. Lebih dari 20.000 pekerja misi telah diutus dari Korea Selatan. Bahkan dalam jangka panjang ada lebih banyak lagi misionaris ditargetkan untuk diutus.

Tantangan untuk Didoakan -- Korea Selatan

1 Masyarakat dan budaya di Korea mengalami perubahan besar pada generasi akhir. Berdoalah untuk isu-isu berikut ini

a. Dalam 50 tahun terakhir, perekonomian Korea Selatan bertumbuh secara luar biasa. Namun, keberhasilan global pada beberapa merek Korea menyingkapkan korupsi di bidang politik dan industri. Perekonomian sangat bergantung pada ekspor dan kesenjangan antar kaya dan miskin meningkat tajam. Berdoalah untuk hikmat bagi para pemimpin dan keadilan bagi kaum yang paling lemah.
b. Landasan moral mulai terkikis. Masyarakat tradisional konservatif Korea Selatan harus berhadapan dengan materialisme yang makin meningkat, jarak antargenerasi yang makin jauh, angka bunuh diri yang kian merajalela, dan kecanduan internet. Selain itu, seperti halnya negara maju lainnya, Korea mengalami peningkatan cepat dalam bisnis seks dan bedah kosmetik yang didorong narsisme serta berkurangnya kepekaan terhadap kekerasan di media.
c. Agama tradisional meningkat seiring dengan pertumbuhan kekristenan dan paham agnostik zaman modern. Sebagian besar populasi menganut agama Buddha, Khonghucu, shamanisme Korea, dan agama-agama baru (biasanya campuran antara kekristenan, Buddhisme, dan mistisisme timur) meskipun mayoritas masyarakat tidak mempraktikkannya dengan setia. Namun, dalam tahun-tahun belakangan ini terjadi kebangkitan sentimen keagamaan di antara pemeluk agama non-Protestan, bertepatan dengan menurunnya perkembangan Protestan.

2 Keberadaan Korea Utara yang menghantui tidak dapat diabaikan. Dengan jarak Seoul yang hanya sejauh 48 km dari zona demiliterisasi, konflik apa pun yang terjadi akan segera memengaruhi jutaan orang. Lebih dari munculnya penyerangan, hal yang dikhawatirkan mungkin terjadi yakni runtuhnya struktur negara Korea Utara. Hal itu akan menyedot bantuan kemanusiaan berskala besar dan tantangan luar biasa bagi Korea Selatan. Berdoalah agar para pemimpin politik dan pemimpin Kristen siap menghadapi peristiwa ini dan dapat membuat keputusan bijaksana untuk memulihkan seluruh Korea. Penerjunan lembaga misi ke Korea Utara nyaris mustahil dilakukan, tetapi banyak lembaga misi yang melayani di Korea Selatan mempersiapkan diri dan berdoa untuk penyatuan kembali kedua Korea dan kesempatan untuk memberitakan Injil. OMS/ KEHC mengupayakan pelayanan di antara para pengungsi Korea Utara sebagai langkah awal. Gerakan lainnya mencakup kampanye doa Open Doors, kampanye Save North Korea oleh CCK, dan berbagai gerakan yang dilakukan OMF, Methodis, dan lainnya.

3 Gereja Korea menghadapi tantangan rohani yang besar jika ingin maksimal dalam keefektifan pelayanan dan integritasnya terhadap dunia

a. Stagnasi dan kejenuhan. Angka pertumbuhan di Gereja terhenti meskipun penginjilan dan doa terus dilakukan. Melebih-lebihkan jumlah keanggotaan Gereja dan penghitungan ganda merupakan hal yang biasa. Mereka yang "mengaku" Kristen telah dihitung oleh dua kelompok atau lebih dan jumlahnya mencapai 45%. Hal ini berlaku terutama pada generasi muda yang pengakuan imannya dalam hal tertentu menyimpang dari iman dan tindakan Kristen yang sesungguhnya.
b. Kesombongan rohani, termasuk di dalamnya keyakinan beberapa kelompok mengenai kesuksesan dan kemakmuran sebagai tanda perkenan Tuhan. Sering kali muncul kesombongan dalam pertumbuhan statistik, organisasi dan gedung yang mengesankan, dan pengakuan jumlah anggota jemaat yang berlebihan. Para pemimpin Kristen terus tergoda mengejar kesuksesan, kekayaan, dan gelar akademis daripada meninggikan salib Kristus. Mereka juga menganggap berkat Tuhan sebagai hasil kerja keras atau kehebatan mereka sendiri.
c. Sayangnya, perpecahan mewarnai kelompok Protestan Korea. Di akhir penjajahan Jepang, hanya ada satu denominasi Presbiterian. Kini terdapat 100 denominasi dan masih terus bertambah. Beberapa pemisahan denominasi sesungguhnya baik, namun pola kepemimpinan yang dominan dan benturan antarpribadi menjadi akar dari banyak perpecahan yang terjadi. Doa Yesus untuk kesatuan murid-murid-Nya perlu mendapat perhatian lebih. Usaha tertentu telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini: Tahun 2009 dicanangkan sebagai Tahun Doa untuk Kesatuan, yang diadopsi baik oleh umat Katolik maupun Protestan. Berdoalah agar kerendahan hati, rekonsiliasi, dan semangat kerja sama yang baru nyata terjadi di setiap bagian Gereja.
d. Pola kepemimpinan. Kepemimpinan kadang sangat otoriter. Posisi pendeta yang kerap ditinggikan menghambat kepemimpinan berhati hamba yang alkitabiah, memicu terjadinya perpecahan dan pemujaan pribadi, dan menghalangi pemuridan. Semua itu disebabkan terlalu banyak orang lebih bergantung pada bimbingan pastoral daripada merayakan keimaman setiap orang percaya.
e. Struktur gereja tidak selalu kondusif untuk menerapkan kekudusan atau pemuridan yang efektif. Ada kalanya umat Kristen menyetujui standar etika yang rendah, praktik penyuapan dan korupsi, dan mereka tidak berurusan dengan ketidakadilan itu di tengah masyarakat yang lebih luas. Gereja-gereja superbesar (megachurch) bisa menghambat pemuridan yang efektif dan penyatuan orang-orang percaya baru ke dalam tubuh Kristus, yang pada akhirnya menyebabkan munculnya orang-orang yang selalu berpindah-pindah gereja. Dengan banyaknya umat Kristen berlatar belakang Buddha/Khonghucu, maka pengajaran dan pemuridan yang solid merupakan hal penting.
f. Kurangnya dampak yang mengubahkan dalam masyarakat. Gereja besar, berpengaruh, dan kaya belum mampu membawa dampak yang mengubahkan di tengah banyak masalah sosial yang memengaruhi Korea saat ini. Kemiskinan, korupsi, kemerosotan moral, dan terutama lapisan masyarakat yang belum terjangkau sebenarnya dapat lebih ditangani secara langsung. Umat Kristen tentunya akan memiliki potensi luar biasa untuk membangun masyarakat jika gereja-gereja dimobilisasi untuk bertindak bersama-sama dalam kesatuan.

4 Pelatihan teologia di Korea bersifat unik. Negara ini berbahagia memiliki banyak sekali pekerja yang sudah berbekal pelatihan pastoral dan pendidikan teologi. Ada sekitar 300 institusi teologi di Korea. Selain 15.000 mahasiswa atau lebih yang belajar di seminari-seminari Presbiterian paling terkenal di Korea, terdapat pula ribuan mahasiswa Korea belajar di luar negeri (di negara-negara yang berbahasa Inggris) untuk persiapan terjun ke dalam pelayanan Kristen. Bagi mereka yang telah lulus, terdapat sedikit lowongan di gereja lokal di kota besar. Namun, gereja lokal pedesaan yang lebih miskin dan badan misi membuka banyak sekali kesempatan untuk melayani. Berdoalah agar generasi baru para pekerja Kristen yang terlatih dapat mengambil kesempatan-kesempatan sederhana ini dengan sukacita dan penuh semangat.

5 Kaum muda, sedang berada dalam titik kritis. Kemakmuran yang makin meningkat dan angka kelahiran yang rendah telah menciptakan generasi manja yang paling tertekan dalam memenuhi harapan yang sangat tinggi.

a. Penurunan semangat rohani tampak di antara generasi lebih muda. Gereja harus bekerja keras mempertahankan jiwa-jiwa yang telah diperjuangkan dengan susah payah selama beberapa tahun terakhir seiring dengan makin kuatnya godaan dunia. Sebagian orang menyatakan kekristenan mengalami penurunan di antara kaum muda. Berdoalah untuk kebangunan rohani yang baru yang akan membawa dampak positif, khususnya bagi kaum muda.
b. Pelayanan mahasiswa tetap penting untuk memuridkan kaum muda Kristen dan memberitakan Injil kepada mereka yang belum percaya Kristus. Berdoalah agar makin banyak pekerja di antara para mahasiswa. Korea menduduki posisi teratas di dunia dalam hal jumlah orang dewasa dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (83%). Terdapat 3,6 juta mahasiswa di 408 universitas. Beberapa lembaga pelayanan memiliki banyak pekerja, di antaranya adalah UBF, CCCI, Navs, IFES/IVCF, SFC, Joy Mission, YWAM, dan lainnya.

6 Visi untuk bermisi Gereja Korea terus bertumbuh dewasa secara luar biasa. Lebih dari 170 badan misi tengah mengutus misionaris Korea dalam pelayanan lintas budaya. Lembaga misi Korea yang besar adalah Global Mission Society, University Bible Fellowship, PC (T-hap), KMCBM, Korean AoG, KBC, InterCP, Paul Mission, Tyrannus International Mission, Korean Evangelical Holiness Church, GMF, GP.

a. Mobilisasi kaum muda untuk misi senantiasa penuh dengan kekuatan. Tuhan telah memakai kaum muda Korea menjadi ujung tombak gerakan misi di negara-negara Asia lainnya. Mission Korea merupakan koalisi dari 24 lembaga misi dan 11 pelayanan kampus, bekerja sama untuk tujuan yang sama, yakni memobiliasi kaum dewasa muda Korea dan para mahasiswa sekolah tinggi bagi misi dunia. Mereka mengadakan konferensi berskala nasional setiap dua tahun sekali, menarik lebih dari 5.000 kaum muda. Berdoalah agar kaum muda ini dapat berada di misi garis depan —dengan doa, dana dan daya.
b. Sejumlah pelatihan misi yang baru dan efektif serta program-program orientasi telah dikembangkan. Beberapa dari institusi pelatihan ini adalah The Center for WSorld Mission (Presbyterian TongHap), Global Missionary Training Center (interdenominasional), Kosin MTI, Missionary Training Institute (Presbyterian HapDong), Missionary Training Center (Korean Evangelical Holiness Church), dan Global Professionals' Training Institute (bagi para tentmaker). Berdoalah untuk persiapan efektif para calon misionaris Korea, sebagian besar telah memiliki gelar teologi atau pelatihan pastoral.
c. Para misionaris Korea yang melayani di luar negeri membutuhkan dukungan doa. Peningkatan jumlah mereka yang cepat menciptakan beberapa kebutuhan besar, pelayanan terhadap misionaris (member care) khususnya, dan kerja sama dengan para misionaris dan lembaga misi lainnya; ini menuntut kerendahan hati dan fleksibilitas budaya orang Korea yang datang dari kerangka budaya sangat homogen.
d. Strategi di lapangan harus dievaluasi ulang. Apa yang berhasil diterapkan di Korea belum tentu berhasil di tempat lain, dan sikap peka budaya sungguh penting bila misi ingin berjalan efektif di luar negeri. Orang Korea, seperti halnya warganegara asing lain, bisa saja bertindak kurang peka terhadap situasi lokal. Kisah penculikan terhadap warga Korea Selatan di Irak (2004) dan Afganistan (2007) menimbulkan banyak kritik dari media sekuler, yang membutuhkan banyak instrospeksi diri, refleksi, dan evaluasi ulang mengenai cara pelayanan orang Korea di luar negeri.

7 Kelompok-kelompok belum diinjili yang membutuhkan pendekatan khusus dalam pelayanan

a. Shamanisme/perdukunan bangkit kembali meskipun sedikit yang secara terang-terangan mengaku sebagai pengikut agama kuno Korea ini. Diperkirakan ada 300.000 shaman /dukun dan 300 kuil shaman yang berjarak 1 jam perjalanan dari Seoul. Banyak orang Korea masih berkonsultasi dengan para shaman dan tukang ramal.
b. Kaum Muslim Korea. Jumlah mereka mengalami pertumbuhan akibat berbagai upaya misi Islam di antara orang Korea yang bekerja di Timur Tengah. Ada sekitar 35.000-40.000 orang Muslim Korea dan juga lebih dari 100.000 pekerja migran ilegal; mayoritas signifikan berada di Seoul. Terdapat 8 masjid di Korea. Upaya penjangkauan terhadap mereka masih sedikit dan umat Kristen masih kurang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang cara menjangkau mereka.
c. 250.000 lebih kaum migran ilegal, kerap kali bekerja dalam kondisi mengerikan dan waktu kerja yang sangat panjang. Kaum migran terbesar berasal dari Bangladesh, menyusul dari Tiongkok, Vietnam, Nepal, Indonesia, Filipina, dan Mongolia. Sejumlah gereja lokal menyediakan tempat singgah yang menyambut dengan penuh kasih dan memberi bantuan yang sangat dibutuhkan oleh kaum migran tersebut. Suasana itu berlawanan dengan sikap dingin yang mereka peroleh dari masyarakat Korea pada umumnya.
d. Para penganut agama baru. Ada sekitar 300 agama baru di Korea Selatan yang mengambil ajarannya dari kepercayaan tradisional, kekristenan, dan agama Buddha. Chondokyo, dengan lebih dari satu juta pengikut, merupakan campuran dari praktik dan kepercayaan Buddha, Khonghucu, Shamanisme, Tao, dan Katolik. Munculnya agama-agama baru sering kali merupakan bentuk reaksi masyarakat Korea terhadap "Kekristenan Barat".

8 Berdoalah untuk orang-orang Korea diaspora. Gelombang emigrasi dan usaha-usaha bisnis yang meluas telah melipatgandakan komunitas Korea di seluruh dunia hingga berjumlah lebih dari 6 juta jiwa, kebanyakan berada di AS. Dilaporkan bahwa 70% orang Korea diaspora merupakan umat Kristen—banyak di antaranya percaya Kristus segera setelah mereka sampai di negeri perantauan. Mereka memiliki peran yang disegani dalam mendukung dan mengirim misionaris. Baru-baru ini, KODIMNET (Korean Diaspora Missions Network) dan World Korean Diaspora Forum (termasuk Korean Research Institute for Diaspora) didirikan untuk mendukung kontribusi orang Korea diaspora bagi misi lintas budaya.

9 Perjalanan misi ke Korea merupakan tugas/pekerjaan pelayanan yang berharga dalam membukakan perspektif-perspektif baru tentang pengajaran Alkitab, kekudusan pribadi, dan pelayanan mahasiswa. Lembaga-lembaga pelayanan khusus seperti FEBC (150 pekerja asing, memancarkan siarannya selama 24 jam penuh melalui radio dan internet ke Tiongkok, Rusia, Jepang, dan Korea) dan CCCI (827) melayani dengan melakukan penjangkauan dan mobilisasi misi. Sebagian lembaga misi berdampak besar dalam perintisan jemaat, termasuk di antaranya beberapa lembaga misi Presbiterian, Baptis, SdA, dan OMS.

10 Literatur Kristen menjadi bagian kunci dalam pertumbuhan. Alkitab berbahasa Korea mengalami beberapa kali penerjemahan dan menjadi bagian budaya yang berharga. Korean Bible Society mencetak lebih dari 2 juta Alkitab lengkap/Alkitab Perjanjian Baru setiap tahun dalam bahasa Korea dan dalam jumlah yang lebih besar lagi untuk negara dan bahasa lainnya. Selain itu, ada 6 perusahan besar lain yang memproduksi Alkitab. Banyak penerbit Kristen juga memproduksi buku-buku yang makin beragam dan sangat bermanfaat. Lebih dari 150 penerbit berbeda tergabung dalam Korea Christian Publication Association/Asosiasi Penerbitan Kristen Korea. Berdoalah agar pelayanan-pelayanan ini dapat membawa dampak sangat kuat dalam membawa benih firman Tuhan ke tangan orang-orang non-Kristen dan bermanfaat membentuk cara pandang alkitabiah di antara umat Kristen.

11 Media digital dan Injil. Korea Selatan merupakan salah satu negara terdepan dalam revolusi digital, dengan tingkat konsumsi dan konektivitas teknologi lebih tinggi daripada negara lainnya. Sejumlah gereja dan badan pelayanan bekerja untuk menyediakan isi dengan kualitas terbaik dalam situs internet, materi-materi yang dapat diunduh, dan acara televisi yang disiarkan secara langsung. Christian Global Network merupakan stasiun TV satelit yang membidik umat Kristen Korea diaspora. Penginjilan melalui telepon seluler sudah menjadi trend di Korea.

Operation World | << Korea Selatan >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan

Korea Selatan - Wikipedia bahasa Indonesia

© OperationWorld (Indonesia) 2015

Dari Operation World: Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia, Jason Mandryk,
Edisi Bahasa Indonesia Jilid II dan III, © 2013 Yayasan Gloria

TIDAK TERSEDIA DI TOKO-TOKO BUKU

Jika Anda merasa bahan ini berguna bagi pelayanan Anda, Anda dapat memesannya langsung melalui:

Komunitas Katalis melalui sistem keanggotaan tetap
Pendaftaran: +62-274-264-1003, katalis@glorianet.org
atau kontak http://glorianet.org