MISI
.co
christian
online
Misi

Brasil

Dari Misi

Langsung ke: navigasi, cari
Navigasi negara:

Operation World | << Brasil >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan


Daftar isi


Jawaban Doa untuk Disyukuri -- (Republik Federal Brasil)

1 Pertumbuhan kelompok injili yang konstan (dari 2 juta pada tahun 1960 menjadi 512 juta pada tahun 2010) menjadikan Brasil sebagai salah satu negara yang memiliki populasi kelompok injili terbesar di dunia. Prosesnya bukannya tanpa masalah, namun derap pertumbuhannya yang stabil telah mengubah komposisi populasi dan orientasi negara ini.

2 Gerakan pengutusan misionaris Brasil juga bertumbuh dan makin dewasa hanya dalam masa satu generasi. Pada tahun 2010 mereka mengutus hampir 2.000 misionaris dari kelompok Protestan, Independen, dan Anglikan saja—jumlah pengutusan misionaris terbesar ke-14 yang pernah dikirim oleh negara mana pun. Para misionaris ini menggabungkan semangat dan antusiasme khas Amerika Latin dengan pengalaman dan kesadaran lintas budaya mereka yang makin bertambah.

3 Gerakan doa dan persekutuan doa menjadi kekuatan kekristenan di Brasil. Persekutuan besar, jaringan doa syafaat yang tak pernah berhenti (sebagai contoh, jaringan doa kaum perempuan di Goiania yang membawa perubahan besar di tempat tersebut), dan mentalitas orang Brasil yang berorientasi pada hal-hal rohani, membuat negara ini memiliki banyak pejuang doa.

4 Sejumlah acara publik berskala besar yang memproklamirkan Yesus—seperti acara Global Day of Prayer, March for Jesus, National Council of Indigenous Pastors and Leaders, dan lain sebagainya—mencapai jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Tidak hanya menyatakan Kristus kepada segenap penduduk negeri, acara-acara ini juga membangun rasa kesatuan yang makin besar di dalam kekristenan di Brasil yang sudah begitu kuat. Acara yang tidak terlalu besar namun tidak kalah pentingnya adalah Meeting of Indigenous Amazonian People [Pertemuan Suku-Suku Asli Amazon] yang mengumpulkan 47 kelompok etnis untuk melakukan rekonsiliasi, persekutuan, pelatihan, dan mengambil komitmen untuk mewartakan Injil seluruh pelosok negeri.

Tantangan untuk Didoakan -- (Republik Federal Brasil)

1 Negara dan pemerintah telah mengambil langkah-langkah perubahan besar namun masih menghadapi banyak tantangan. Berdoalah untuk hal-hal berikut ini

a. Korupsi dan nepotisme yang sudah mengakar telah ditangani secara agresif dan sistem yang memberhalakan uang dan kekuasaan sedang dihancurkan. Meskipun ada harga yang harus dibayar, bangsa ini bergerak maju ke arah yang benar, membangun politik yang bertanggung jawab dan transparansi ekonomi, menegakkan keadilan dan membuka kesempatan usaha. Berdoalah supaya pemerintah di masa mendatang tidak akan melarikan diri dari proses yang berat namun perlu ini, untuk membersihkan semua tindakan yang busuk dan korup.
b. Kemiskinan masih memengaruhi puluhan juta rakyat. Upaya reformasi telah membuahkan berbagai perubahan dan kemajuan yang mengagumkan. Namun, masih cukup banyak penduduk di kota-kota besar hidup di perkampungan kumuh yang serba kekurangan dan penuh tindak kejahatan. Sektor pendidikan dan pelayanan kesehatan sangat butuh diperbaiki. Kaum miskin, terutama anak-anak jalanan dan suku-suku pribumi, sering kali mengalami diskriminasi dan eksploitasi yang sangat buruk. Setidaknya 250.000 orang harus mengalami perbudakan akibat utang yang tak sanggup dibayar (angka resmi yang tercatat adalah 25.000 orang), terutama di wilayah Amazon.
c. Kejahatan menjadi masalah yang serius. Brasil menjadi negara konsumen narkoba ilegal tertinggi kedua di dunia dan memiliki tingkat pembunuhan bersenjata tertinggi di dunia. Hampir 150 orang terbunuh setiap hari di Brasil antara tahun 2000 dan 2010. Tanggapan kepolisian kerap sangat brutal, kejam, dan diwarnai korupsi. Penjara-penjara yang ada penuh sesak dan terkenal penuh kekerasan. Terobosan rohani dan sosial dibutuhkan untuk mengubah situasi ini.
d. Keragaman ras tampaknya tidak menjadi masalah di negeri tempat berbagai etnis melebur jadi satu. Namun, data statistik menunjukkan pandangan yang berbeda mengenai kompleksitas ras di Brasil. Orang kulit hitam/Moreno mencapai 40% dari populasi yang ada, tetapi hanya 3% dari mereka yang dapat menikmati studi dan lulus dari perguruan tinggi. Mayoritas kaum miskin di Brasil berasal dari kelompok ini. Meskipun hampir separuh penduduk adalah keturunan Afrika, kurang dari 7% masyarakat mengakui hal itu secara terbuka pada saat sensus. Hal ini tampaknya lebih dipengaruhi faktor-faktor sosial daripada diskriminasi ras.

2 Brasil merupakan negara yang terbuka pada hal-hal yang rohani, baik tatkala negara dalam kondisi baik maupun buruk. Pandangan-dunia mereka mungkin lebih condong pada Spiritisme (pemujaan kepada roh-roh), daripada ajaran Katolik. Meski yang pertumbuhannya paling pesat adalah orang-orang dengan status “tidak beragama”, hanya sedikit sekali dari kelompok ini yang benar-benar ateis atau tidak percaya adanya Tuhan. Sebagian besar mengikuti kultus Afro-Brasil (seperti Candomblé, Macumba, Umbanda) yang berasal dari animisme Afrika dan praktik sihir. Di kalangan orang kulit putih, “spiritisme tinggi” (Kardesisme) lebih populer. Hanya 1,3% masyarakat yang menyatakan diri sebagai pengikut Spiritisme pada saat sensus, padahal ada sekitar 10 juta orang yang mempraktikkannya, dan bahkan sepertiga atau lebih orang Brasil biasa meminta petunjuk dari para pemimpin atau pembimbing Spiritisme. Banyak juga yang senang mempraktikkan ajaran Katolik sekaligus Spiritisme. Pengalaman yang memikat, praktik yang fleksibel, dan ilmu kebatinan yang menyentuh hati menjadi daya tarik tersendiri untuk orang-orang Brasil. Berdoalah supaya semua kepalsuan spiritual tersebut disingkapkan dan kiranya Kristus saja yang ditinggikan sebagai Tuhan di Brasil. Berdoalah supaya mereka yang berada di dalam belenggu rohani dapat dilepaskan melalui Yesus.

3 Umat Katolik di Brasil berjumlah lebih banyak daripada di negara lain, namun, Gereja Katolik sendiri mengalami krisis. Meskipun kasusnya tidak sebanyak dulu, terus saja ada umat yang menyeberang ke kelompok injili, Spiritisme, juga ke kelompok tidak beragama. Pada tahun 2025, Katolik mungkin akan menjadi agama minoritas; padahal pada tahun 1950 umat Katolik mencapai 95% dari populasi yang ada. Sekitar 70% umat eks-Katolik kini menjadi kaum injili. Bahkan di dalam denominasi Katolik sendiri, hanya sedikit orang yang masih memegang paham Katolik tradisional dan setia menjalankannya. Sedangkan yang lainnya dipengaruhi oleh Spiritisme, nominalisme, atau aliran pembaruan Karismatik. Gerakan akar rumput "Base Community” (kelompok-kelompok kecil yang mengambil peran dalam masyarakat setempat), yang merupakan motor teologi pembebasan, telah banyak berkurang kekuatannya. Namun, ada hampir satu juta “kelompok belajar Alkitab” bertahan. Berdoalah supaya Alkitab dan kebenarannya dapat membentuk kehidupan umat Katolik. Pokok-pokok doa lainnya adalah

a. Sangat kurangnya tenaga pastor Katolik. Dari 18.000 pastor yang ada, banyak di antara mereka adalah orang asing. Masih dibutuhkan 100.000 pastor lagi untuk memenuhi semua kebutuhan. Saat ini perbandingannya, hanya terdapat satu pastor untuk tiap 6.300 umat Katolik.
b. Makin banyaknya perselisihan dengan pemerintah seiring dengan hilangnya pengaruh dan reputasi Gereja dalam menangani masalah seperti kontrasepsi, aborsi, homoseksualitas, dan transgender.
c. Gerakan karismatik bertumbuh, baik dalam kekuatan, jumlah jemaat, dan kedewasaan. Lebih dari 15 juta orang menjadi bagian dalam gerakan ini.
d. Keberhasilan denominasi injili telah mendorong munculnya ibadah dan pelayanan yang lebih ramah dan kontemporer dalam Gereja Katolik, serta pertumbuhan yang lebih besar dari kelompok Katolik injili. Kehadiran jemaat dalam misa tradisional juga meningkat.

4 Kemunculan kelompok injili di Brasil berlangsung dramatis, dari 2,9% pada tahun 1960 bertumbuh menjadi 26,3% pada tahun 2010. Namun, terlepas dari angka pertumbuhan yang fantastik itu, ada banyak hal yang perlu didoakan

a. Pertambahan angka lebih ditekankan daripada pertumbuhan rohani oleh banyak kelompok yang ada, sampai pada satu titik mereka bersikap tidak jujur tentang jumlah yang sebenarnya dan mengabaikan pemuridan. Akibatnya, banyak gereja kelihatan “berlipatganda” dalam hal jumlah, tetapi berisi jemaat yang tidak dewasa, bayi-bayi rohani yang tidak mendapatkan makanan rohani yang memadai. Iman mereka lebih banyak didasarkan pada emosi, legalisme yang picik, dan kepribadian para pemimpin. Semangat tanpa kedewasaan ini akan mengarah pada kerohanian yang keliru, nominalisme, jemaat yang suka berpindah-pindah tanpa komitmen pada gereja tertentu, serta sejumlah besar orang yang dengan mudah meninggalkan imannya.
b. Teologi kemakmuran telah banyak membentuk aliran Pentakosta di Brasil. Sebagian pemimpin berada di puncak piramida kehidupan sembari menikmati status dan gaya hidup laksana selebriti—juga skandal finansial—sementara jutaan orang miskin berjuang untuk mendapatkan mukjizat penyembuhan atau berkat finansial. Berdoalah supaya ada keseimbangan yang benar, orang-orang tidak hanya mengharapkan berkat, tetapi juga memberi diri dimurnikan dan dibentuk setiap hari.
c. Teladan kepemimpinan sangat kurang, sebagaimana terlihat dari berbagai skandal dan kegagalan moral sejumlah pemimpin terkenal. Mereka lebih dicirikan oleh kekayaan, kekuasaan, serta sikap yang kurang bertanggung jawab, bukannya oleh karakter yang rendah hati dan setia. Gaya kepemimpinan semacam ini tidak bisa dipertahankan. Harus ada cara-cara baru untuk membentuk dan menumbuhkan para pemimpin yang dapat melakukan pemuridan dan membawa dampak sosial yang positif di tengah kelompok injili Brasil.
d. Pelatihan yang tepat dan efektif merupakan kunci untuk berbagai permasalahan di atas. Kecepatan pertumbuhan, terutama di antara kelompok Pentakosta, membuat gereja kekurangan para pemimpin yang terlatih. Dengan lebih dari 200.000 jemaat injili, model pendidikan tradisional tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Kini, banyak gereja menjadikan pelatihan pastoral sebagai prioritas utama mereka. Kelompok Baptis, Presbiterian, dan Foursquare adalah contoh kelompok yang mengembangkan banyak seminari baru, program TEE, dan kesempatan pelatihan selama para pemimpin tersebut masih dalam masa jabatan. AoG memiliki lebih dari 17.000 siswa di 420 kampus yang berbeda. Meski demikian, jumlah ini masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Berdoalah supaya ada solusi yang bijak dan kreatif untuk menjawab tantangan ini.
e. Kesatuan. Denominasi injili telah menjamur dalam 20 tahun terakhir sebagai kelompok-kelompok baru yang lahir dari hampir tiap pertentangan teologis atau konflik antarpribadi. Terdapat sekitar lebih dari 4.000 kelompok injili yang berbeda. Mentalitas yang melihat kesuksesan dari sisi jumlah pengikut dan dukungan dana dapat mengakibatkan persaingan dan kecemburuan. Berdoalah supaya Evangelical Association of Brazil [Asosiasi Injili Brasil] dapat menjadi sarana untuk membangun kesatuan jangka panjang, persekutuan antar kelompok, dan kerja sama yang berlandaskan doa.

5 Dampak kelompok injili di tengah masyarakat hingga saat ini masih belum begitu terasa. Namun, mengingat pertumbuhan mereka yang pesat, sudah pasti pengaruh mereka akan bertambah, begitu juga tanggung jawab yang dipercayakan pada mereka. Berdoalah untuk

a. Pengaruh sosial politik. Kelompok injili bukan lagi sebuah kelompok yang kecil dan terpinggirkan. Kelompok ini sekarang memiliki pengaruh hampir sebesar Gereja Katolik. Sejumlah gereja mulai memanfaatkan posisinya dengan taktis. Mereka bisa tawar-menawar dengan partai yang berkuasa sebagai kelompok yang memiliki hak suara; juga melobi pemerintah untuk memperjuangkan berbagai isu di tengah masyarakat. Berdoalah supaya Gereja tetap tegas menjaga kekudusan sekaligus bersikap rendah hati dalam peran sertanya di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Pelayanan yang membawa transformasi sangat diperlukan di negara yang penuh dengan kesenjangan sosial, ketidakadilan, kejahatan, tindakan asusila, dan HIV/AIDS ini. Gereja-gereja arus utama sudah lama dikenal dengan pelayanan-pelayanan sosial, sementara kelompok-kelompok injili masih belum banyak melakukan sesuatu yang dapat membawa transformasi. Hanya 12% gereja yang mempunyai semacam program sosial, dan sebagian besar memiliki ruang lingkup yang sangat terbatas. Ketika kelompok injili dapat membawa perubahan-perubahan yang nyata dalam masyarakat, barulah mereka dapat dianggap sebagai “pembawa kabar baik” yang sejati.

6 Selama ini Brasil telah menjadi sebuah negara yang banyak mengutus misionaris, dengan penekanan pada suku-suku terabaikan dan perintisan jemaat. Iman, antusiasme, kemampuan beradaptasi, dan talenta (sepak bola, musik, tari-tarian) yang dimiliki orang-orang Brasil membukakan banyak kesempatan untuk menjangkau bangsa-bangsa lainnya. Namun kesempatan-kesempatan ini bisa rusak jika persiapan dan dukungan yang ada tidak memadai. Berdoalah untuk

a. Lebih banyak orang yang mau memberi diri untuk terjun ke ladang pelayanan dan lebih banyak gereja pengutus. Meski jumlah misionaris yang diutus tampaknya mengagumkan, yaitu hanya kurang sedikit dari 2000 orang, jika dibandingkan dengan jumlah umat injili di Brasil, proporsi ini sebenarnya sangat kecil. Mayoritas jemaat tidak terlibat dengan misi, dan perkembangan misi pada tahun 1980-an dan tahun 1990-an mungkin tidak akan terjadi lagi pada tahun 2000-2020. Masih ada begitu banyak potensi yang belum dikembangkan!
b. Upaya-upaya memobilisasi dan memfasilitasi. Associação de Missões Tranculturais Brasileiras (AMTB) memobilisasi gereja-gereja untuk ambil bagian dalam misi, juga menyediakan sumber daya dan jejaring yang menghubungkan 35 lembaga misi lintas budaya terbesar di Brasil. Associação de Conselhos Missionários de Igrejas (ACMI) membantu gereja-gereja lokal untuk terlibat dalam misi, mulai dari perancangan struktur, program, hingga mekanisme pengutusan misionaris.
c. Para misionaris yang diutus dari Brasil. Berdoalah untuk proses yang mereka jalani, mulai dari perekrutan, pelatihan yang efektif, persiapan memasuki daerah yang baru, ketahanan jangka panjang, serta keefektifan pelayanan di dalam situasi lintas budaya. Program pelatihan yang tersedia kini makin banyak dan makin baik untuk mempersiapkan para utusan Injil. Kendala lain, seperti harapan yang tidak realistis dan lemahnya dukungan pastoral, juga sedang terus ditangani.
d. Gereja-gereja pengutus, agar lebih berkomitmen dalam jangka panjang untuk mendoakan, mengutus, dan mendukung para misionaris. Dukungan doa kerap kali sangat kuat, tetapi kadang-kadang dukungan finansial yang dijanjikan tidak pernah tiba. Jumlah misionaris Brasil yang tidak dapat bertahan lama cukup tinggi di masa lalu. Masalah ini dapat diatasi dengan dukungan yang lebih baik dari gereja pengutus.

7 Tantangan di wilayah-wilayah yang terabaikan. Populasi kelompok injili di Brasil tidak tersebar secara merata. Jumlah kelompok injili sangat minim di wilayah timur laut dan selatan.

a. Perkampungan kumuh. Perkampungan kumuh bisa terlihat di hampir semua kota besar—sekitar 20% populasi Brasil, hampir sepertiga penduduk Rio de Janeiro dan São Paulo hidup di perkampungan kumuh (kini di Rio de Janeiro saja terdapat 600 perkampungan kumuh). Peningkatan ini awalnya disebabkan oleh migrasi penduduk dari desa ke kota, diikuti kemudian dengan menurunnya kondisi ekonomi pekerja kalangan menengah. Para pemimpin geng kriminal kerap ada di balik sebuah jaringan pemerasan, narkoba, tindak kekerasan, prostitusi, sekaligus penyebaran penyakit. Penanganan pihak polisi yang ceroboh dan sering korup bukannya menjadi solusi tetapi justru bagian dari masalah. Meski demikian, kondisi yang memprihatinkan ini telah mendorong orang-orang merespons pemberitaan Inkjil yang dilakukan di daerah ini, kerap oleh kelompok Pentakosta yang memiliki kesamaan latar belakang dengan mereka yang akan dijangkau.
b. Wilayah timur laut yang miskin dan tertinggal mempunyai persentase kelompok injili terendah di Brasil, terutama di Piauí dan Ceará. Wilayah miskin, Sertão, memiliki ratusan daerah kotamadya dengan persentase kelompok injili kurang dari 5%. Terjadi perpindahan penduduk miskin secara besar-besaran ke Amazon dan ke kota-kota lainnya di wilayah timur laut. Berdoalah supaya daerah-daerah ini dapat dilayani dengan bijak melalui kehadiran para misionaris, baik misionaris Brasil maupun asing; perintisan jemaat dapat disertai dengan bantuan untuk memulihkan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
c. Lembah Amazon (Amazon Basin), yang lebih luas daripada seluruh wilayah Eropa non-Rusia, merupakan wilayah yang penting di dunia karena hutan-hutannya yang menghasilkan oksigen dan keragaman hayati yang dimilikinya. Yang menjadi tantangan penjangkauan di wilayah ini adalah komunitas-komunitas yang bermunculan di sepanjang jalan baru melewati hutan-hutan Amazon dan 36.000 komunitas pinggir sungai yang belum memiliki gereja, dan yang hanya dapat dijangkau dengan menggunakan perahu. UFM, AoG, kelompok Baptis, YWAM, dan sejumlah lembaga lainnya melakukan penjangkauan dengan dukungan MAF di beberapa wilayah. Perintisan jemaat dipersulit dengan kondisi penduduk yang miskin, migrasi anggota gereja ke kota, dan letak geografis yang terisolasi. Terdapat sekitar 180 perahu misi terhubung dengan gereja-gereja lokal, tetapi mereka yang belum bergereja berada di lokasi yang jauh dari sungai-sungai besar.
d. Daerah-daerah perkotaan. Meskipun mempunyai banyak gereja, daerah perkotaan juga mempunyai kelompok etnis minoritas dan kaum elit yang sangat kurang mendapat pengaruh Injil. Berdoalah supaya Gereja menemukan sarana-sarana yang efektif untuk menembus kelompok-kelompok ini.

8 Kaum imigran. Berdoalah supaya Gereja Brasil memiliki keterbebanan yang makin besar untuk memberitakan Injil kepada suku-suku bangsa lain di negara mereka. Berdoalah untuk penjangkauan yang efektif, dan perintisan jemaat di antara kelompok-kelompok imigran berikut

a. 1,5 juta jiwa orang Jepang—komunitas Jepang terbesar yang ada di luar Jepang. Sekitar 60% orang Jepang-Brasil menyebut diri sebagai orang Katolik, tetapi agama leluhur, Shinto, dan Buddha masih cenderung mereka praktikkan juga. Jumlah gereja injili di antara kelompok ini meningkat, termasuk Japan Holiness Church (OMS), AoG, Free Methodist, dan Gereja Lutheran. Lebih dari 300.000 orang Jepang-Brasil telah kembali ke Jepang, dan harus mengalami diskriminasi. Berdoalah untuk kesaksian yang makin kuat di tengah komunitas Jepang-Brasil ini.
b. Lebih dari 200.000 etnis Tionghoa kini tinggal di Brasil, sebagian besar berada di São Paulo. Kebanyakan dari mereka memeluk agama Buddha atau Daoisme; hanya 4% yang termasuk kaum injili. Para misionaris IMB merencanakan penjangkauan kepada mereka dan LifeWay Christian Resources merencanakan distribusi Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Tionghoa modern untuk mereka.
c. Orang-orang Yahudi yang telah bermukim di negara ini sejak awal masa penjajahan dan kini berjumlah 150.000 jiwa. Jumlah orang Kristen di antara mereka sangat sedikit dan upaya penjangkauan kepada mereka pun sangat terbatas.
d. Kaum Muslim, sebagian besar terdiri dari orang Arab dan beberapa ribu orang Turki. Meskipun kemungkinan terdapat lebih dari satu juta orang Brasil berdarah Arab, banyak di antara mereka memeluk agama Katolik. Agama Islam terus berkembang melalui imigrasi, kelahiran, dan perpindahan agama, tetapi kini makin banyak umat Kristen yang bergerak menjangkau mereka.

9 Orang Indian-Amerika pribumi selama berabad-abad mengalami diskriminasi, penindasan, pembantaian massal, dan eksploitasi. Sekarang pun keberadaan mereka masih terus terancam oleh para penebang kayu, penambang emas, dan peternak yang merambah masuk ke wilayah mereka. Kebudayaan unik mereka hancur oleh keputusasaan, penyakit, narkoba, dan tindak bunuh diri. Suku-suku pribumi yang pada tahun 1500 berjumlah 6 juta jiwa, kini hanya tinggal 700.000 jiwa; banyak yang tersisa sebagai kelompok-kelompok kecil di daerah-daerah yang sangat sulit diakses. Mayoritas suku-suku ini sekarang berjumlah kurang dari 1.000 jiwa. Sebanyak 70% suku bangsa yang belum diinjili di Brasil tinggal di Lembah Amazon. Berdoalah untuk

a. Perubahan sikap orang-orang Brasil, agar dapat memandang suku-suku tersebut sebagai kekayaan bangsa, bukan sebagai gangguan yang memperlambat pembangunan di kawasan Amazon dan Pantanal. Sudah ada peraturan dan kebijakan pemerintah untuk mencegah eksploitasi terhadap penduduk dan wilayah ini, yang sayangnya belum dilaksanakan secara efektif.
b. Pendekatan seimbang perihal pemberian perlindungan yang benar-benar menolong suku-suku Indian-Amerika. Keterasingan mereka telah mengakibatkan rapuhnya sistem kekebalan tubuh mereka terhadap serangan penyakit dari luar wilayah mereka. Namun, pihak-pihak yang bertindak (atas kehendak sendiri) untuk “melindungi” kelompok ini justru melanjutkan penderitaan mereka dengan makin mengisolasi mereka dari dunia luar serta menghalangi mereka memilih sendiri cara membangun komunitas mereka dan berintegrasi ke dalam dunia yang lebih luas.
c. Pertumbuhan jejaring Kristen di antara suku-suku ini. CONPLEI adalah sebuah gerakan injili pribumi yang terus meluas untuk menjangkau suku-suku pedalaman. Pertemuan CONPLEI diikuti oleh lebih dari 1.000 pemimpin injili Indian-Amerika yang berasal dari sekitar 50 kelompok suku pedalaman.
d. Lembaga-lembaga Kristen yang melayani suku-suku ini, di 25 lembaga misi dengan lebih dari 1.000 pekerja. Mayoritas pekerja saat ini adalah orang Brasil. Mereka memiliki keleluasaan dan akses yang lebih besar untuk melakukan penjangkauan. Berdoalah untuk pekerjaan pelayanan yang dilakukan oleh NTM dengan 500 staf dan misionaris yang bekerja di antara 36 suku (dan berharap dapat menjangkau 9 suku lagi), SIL yang melakukan penerjemahan dalam lebih dari 30 bahasa, WEC (Projeto Amanajé) yang melayani di 13 suku, UFM di 7 suku, YWAM, CMS, dan lembaga-lembaga misi Brasil lainnya. Berdoalah supaya Injil dapat diberitakan dengan cara-cara yang menghargai dan memelihara budaya sambil tetap meninggikan Kristus. Masih terdapat 103 kelompok suku pedalaman tanpa kehadiran utusan Injil yang secara khusus melayani mereka.
e. Penerjemahan Alkitab dan penggunaannya—SIL dan ALEM (dari Brasil) mencurahkan segenap upaya, waktu, dan personel untuk pelayanan ini. Mereka memberikan pelayanan keterampilan baca-tulis, pendidikan antarbudaya, dan pelestarian tradisi lisan [tradisi menyampaikan pesan penting secara lisan—misalnya keyakinan, kebiasaan, dan sejarah tertentu secara turun-temurun]. Saat ini sedang dikerjakan proyek penerjemahan Alkitab dalam 45 bahasa, tetapi masih ada 10 bahasa lagi yang membutuhkan terjemahan Alkitab, dan masih banyak kelompok bahasa lainnya yang membutuhkan bimbingan dalam menggunakan Alkitab.
f. Orang Indian-Amerika perkotaan dan yang telah kehilangan identitas suku menjadi tantangan misi yang baru. Makin hari, makin banyak orang dari suku-suku ini yang merantau ke kota. Mereka mengalami banyak disorientasi budaya dan eksploitasi. Tanpa kemampuan bahasa dan keterampilan kerja yang memadai, mereka biasanya hanya menjadi buruh kasar, tinggal di perkampungan kumuh, dan sering terlibat tindak kejahatan.
g. Suku Yanomami (12.000 jiwa di Brasil) menghuni perbatasan Brasil-Venezuela. Wilayah mereka telah diserbu, dijarah, dan dirusak oleh lebih dari 1.000 penambang emas ilegal. Lebih dari 2.000 orang Yanomami telah dibunuh dalam pertikaian yang terjadi dengan orang-orang yang membangun pemukiman di daerah mereka. Penyakit, penebangan hutan, dan proyek penambangan yang terus berlanjut, merupakan ancaman serius bagi keberadaan suku shamanis (penganut perdukunan) ini. NTM, UFM, dan YWAM melayani di tengah-tengah mereka.
h. Suku Guarani di perbatasan Paraguay, berjumlah 34.000 jiwa. Tanah leluhur mereka telah dirampas dan kini mereka hampir punah karena tingginya angka bunuh diri, penyakit, kekurangan gizi/kematian bayi. Banyak kelompok misionaris dari beberapa denominasi yang melayani di tengah-tengah mereka.
i. Suku Kaiwa di perbatasan Paraguay berjumlah lebih dari 35.000 jiwa. Mereka berjuang dengan berbagai masalah seperti yang dihadapi oleh suku Guarani. Pemberitaan Injil kepada mereka dilakukan dengan pendekatan lisan.

10 Generasi muda cukup banyak (26,8% dari populasi) dan sangat perlu dibimbing. Pelayanan terhadap anak-anak dan kaum muda sangat kurang. Baru sekarang gereja-gereja mulai merancang pelayanan yang spesifik untuk kebutuhan penginjilan dan pemuridan mereka. Jika kebutuhan kelompok usia ini tidak dipenuhi, semua pencapaian generasi yang sekarang akan hilang di masa mendatang. Berdoalah bagi

a. Anak-anak berisiko. Di hadapan Tuhan, ingatlah dalam doa Anda
i. Ada 8 juta anak dalam situasi berisiko di negara ini. Berdoalah supaya bermunculan banyak gereja dan lembaga misi yang memiliki panti asuhan, rumah pengungsian, juga pelayanan rehabilitasi dan pelatihan (YWAM, UFM, WH, WEC, AM, CEF, dan APEC, sebuah kelompok orang-orang Brasil).
ii. Ada banyak ancaman mengintai kehidupan anak-anak tersebut: penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba), prostitusi, dan juga pembunuhan, entah akibat tindak kekerasan antargeng atau akibat tindakan dari pasukan kepolisian (ada sekitar 2.000 kasus pembunuhan setiap tahun).
iii. Ada sekitar 7 juta anak yang dipekerjakan sebagai buruh.
iv. Ada sekitar 600.000 anak perempuan terlibat dalam prostitusi.
v. Umat Kristen dibutuhkan bukan hanya untuk melayani mereka yang membutuhkan, tetapi juga untuk menangani penyebab berbagai masalah tersebut.
b. Para mahasiswa menghadapi banyak tekanan, mulai dari aspek pendidikan, moral hingga finansial. Terdapat hampir 2 juta mahasiswa di Brasil. Berdoalah supaya ada makin banyak pekerja untuk melayani mereka. Terdapat banyak pelayanan dinamis yang dimulai oleh orang-orang Brasil sendiri bagi para pelajar dan kaum muda. Sebagian besar pelayanan ini berhubungan dengan gereja-gereja atau denominasi tertentu. Namun, beberapa pelayanan seperti Tribal Generation, bekerja lintas denominasi. Pelayanan-pelayanan yang dimulai di AS seperti ABUB (IFES), CCCI, dan Navigators juga aktif menolong para mahasiswa untuk datang kepada Tuhan, membangun mereka dalam firman Tuhan, dan mendorong mereka memiliki visi untuk bermisi. ABUB mempunyai lembaga penerbitan yang cukup berpengaruh.

11 Peranan para misionaris telah berubah dari tahun ke tahun seiring proses pertumbuhan dan pendewasaan kelompok injili Brasil. Para pekerja ekspatriat kebanyakan dibutuhkan untuk melatih para pemimpin, mempersiapkan para misionaris Brasil, membantu gereja lokal memulai pelayanan holistik, dan merintis pelayanan di wilayah Amazon. Pelayanan-pelayanan misi dengan jumlah pekerja terbesar meliputi: BMM, NTM, CC, ABWE, YWAM, PCKH (Korea), Brazil Gospel Fellowship, CW, WEC, Project Amazon. Berdoalah supaya kekuatan misi asing dapat diberdayagunakan dengan cara yang paling bermanfaat untuk Gereja Brasil dan gerakan misi.

12 Literatur dan media Kristen.

a. Firman Tuhan. Sebagian besar kelompok injili membaca Alkitab setiap hari. The Bible Society sendiri menjual/mendistribusikan lebih dari 5 juta Alkitab setiap tahun; The Gideons membagikan 6,7 juta Alkitab Perjanjian Baru setiap tahun. Melalui mereka dan kelompok-kelompok lainnya, 300 juta Kitab Suci yang diterbitkan per bagian kecil [sebagian PL/PB] dan berbagai literatur Kristen juga didistribusikan setiap tahun.
b. Buku-buku Kristen. Buku yang paling laris terjual di Brasil adalah tentang sihir, okultisme, dan psychographed (yang ditulis berdasarkan petunjuk orang mati). Meski ada cukup banyak penerbit Kristen, kaum injili bukanlah orang yang sangat bergairah membaca buku-buku Kristen. Berdoalah supaya ada lebih banyak buku Kristen yang beresonansi dengan mentalitas orang Brasil, sehingga melaluinya, orang-orang Kristen dapat bertumbuh sebagai murid Kristus, dan orang-orang non-Kristen dapat dibawa untuk mengenal dan menerima Kristus.
c. Film YESUS tersedia dalam 25 bahasa, termasuk 22 bahasa Indian-Amerika.
d. Radio dan TV menjadi area pelayanan yang sedang berkembang pesat. Acara-acara radio tak terhitung jumlahnya. Banyak gereja besar memiliki stasiun TV sendiri, baik lokal maupun nasional. Semuanya menyiarkan program yang baik, tetapi sayangnya juga menayangkan sisi-sisi buruk dari “dunia hiburan Kristen”. Di tingkat internasional, TWR, HCJB, dan stasiun lainnya mengudara lebih dari 1.000 jam melalui jalur FM, AM, dan SW setiap minggu.
e. Bahan-bahan audio. GRN telah menyiapkan rekaman kaset dalam 90 bahasa asli. Banyak di antaranya merupakan satu-satunya bahan pengajaran Kristen dalam bahasa tersebut. WBT, UBS, FCBH, dan beberapa lembaga lainnya turut berperan serta dalam pengembangan bahan-bahan tersebut.
f. Internet. Generasi muda yang tanggap teknologi banyak dilayani oleh situs-situs web yang dikelola oleh gereja atau lembaga-lembaga pelayanan Kristen. Melaluinya mereka menjalin relasi dengan teman-teman mereka, menyaksikan dan mendengarkan khotbah, mengakses bahan-bahan pendalaman Alkitab, bahan-bahan pemuridan dan doa. Pelayanan ini secara khusus makin penting untuk menjangkau generasi muda secara efektif.

Operation World | << Brasil >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan

Brasil - Wikipedia bahasa Indonesia

© OperationWorld (Indonesia) 2015

Dari Operation World: Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia, Jason Mandryk,
Edisi Bahasa Indonesia Jilid II dan III, © 2013 Yayasan Gloria

TIDAK TERSEDIA DI TOKO-TOKO BUKU

Jika Anda merasa bahan ini berguna bagi pelayanan Anda, Anda dapat memesannya langsung melalui:

Komunitas Katalis melalui sistem keanggotaan tetap
Pendaftaran: +62-274-264-1003, katalis@glorianet.org
atau kontak http://glorianet.org

Diperoleh dari "https://misi.co/Brasil"