MISI
.co
christian
online
Misi

Afganistan

Dari Misi

Langsung ke: navigasi, cari
Navigasi negara:

Operation World | << Afganistan >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan


Daftar isi


Jawaban Doa untuk Disyukuri -- Afganistan

1 Penggulingan Taliban dari tampuk kekuasaan oleh gabungan kekuatan tentara negara barat di bawah pimpinan Amerika Serikat dan para petinggi militer daerah yang menentang Taliban telah berhasil dilakukan meski harga yang harus dibayar sangatlah mahal. Setelah kelompok Taliban digulingkan, rakyat Afganistan terutama kaum perempuan, mulai memperoleh kebebasan dan kesempatan baru, meski sebagian besar masih dibatasi oleh kerangka budaya tradisional Afganistan.

2 Peningkatan jumlah orang Kristen di Afganistan memang mustahil untuk didokumentasikan, tetapi fakta ini tidak dapat disangkal. Setidaknya, kini ratusan orang Afganistan mengikut Kristus, padahal dua puluh tahun silam jumlah orang Kristen di sana mungkin hanya beberapa puluh orang.

3 Media Kristen telah dikembangkan ke dalam banyak format—audio/MP3, memori telepon seluler, radio, video, literatur, dan internet—untuk penginjilan dan pemuridan. Ini merupakan bidang yang sangat bertumbuh dan menggairahkan.

Tantangan untuk Didoakan -- Afganistan

1 Situasi politik saat ini—militer asing bekerja sama dengan pemerintah nasional yang mencoba untuk bersikap progresif sekaligus konservatif—sangat jauh dari ideal, tetapi sudah lebih baik daripada tirani Taliban. Taliban sempat mewajibkan Islam garis keras di negara ini dan terus menjadi ancaman bagi stabilitas dan keamanan nasional. Kekuasaan para petinggi militer daerah dan para pemimpin suku lebih besar daripada kekuatan pemerintah ataupun militer AS; saat ini, sebagian besar dari mereka berpihak pada kesepakatan NATO/Loya Jirga. Berdoalah agar pemerintah Afganistan dapat menjalankan amanat yang mereka terima dengan kerendahan hati dan kebijaksanaan. Berdoalah pula supaya rakyat Afganistan dapat mengalami kemerdekaan yang sesungguhnya dan kualitas hidup mereka membaik. Berdoalah juga agar upaya-upaya kelompok pemberontak dan para petinggi militer daerah untuk mengacaukan kestabilan negara dapat digagalkan dan kiranya ada langkah-langkah penyelesaian yang dapat dirundingkan bersama.

2 Pergolakan yang terjadi selama 30 tahun terakhir telah membuat negara ini bangkrut dan miskin. Rezim Soviet (1979-1989), Mujahidin (1992-1996), dan Taliban (1996-2001), masing-masing menimbulkan masalah dan gagal membangun negara. Lebih dari satu juga orang tewas dan diperkirakan empat juta anak menjadi yatim piatu. Walaupun negara ini masih menderita akibat konflik yang terjadi, kemajuan telah tampak di wilayah-wilayah yang berada dalam kondisi damai. Penderitaan muncul dalam berbagai bentuk, yang terbesar bagi rakyat Afganistan adalah kemiskinan dan kurangnya rasa aman. Berdoalah agar mereka mendapatkan solusi jangka panjang yang tepat untuk setiap masalah berikut ini

a. Ancaman tindak kekerasan yang tiada henti. Kelompok Taliban sangat aktif dan kerap beroperasi di antara pemukiman sipil atau menyamar sebagai rakyat biasa. Ratusan ribu ranjau darat dan amunisi lain yang belum meledak tersebar di seluruh penjuru negeri.
b. Bahaya kesehatan. Afganistan merupakan tempat paling berbahaya di dunia bagi kelahiran seorang anak. Tingkat kematian bayinya paling tinggi di dunia. Banyak penyebab kematian sebenarnya dapat dicegah (diare, kolera, disentri, dan radang paru-paru), tetapi kurangnya perawatan kesehatan dan air bersih (78% tidak bisa mendapatkan air bersih secara teratur) menyebabkan banyak kematian terjadi. Tidak diizinkannya kaum perempuan menerima perawatan dari tenaga medis laki-laki mengakibatkan tingginya angka kematian ibu melahirkan.
c. Kaum cacat. Diperkirakan ada satu juta orang menderita cacat tubuh, sebagian besar dengan anggota tubuh yang hancur akibat perang. Di daerah-daerah terpencil, masih banyak orang harus menderita cacat akibat terkena ranjau darat. Proporsi orang cacat dalam populasi negara ini termasuk yang tertinggi di dunia, dan ketersediaan layanan perawatan atau rehabilitasi bagi mereka masih sangat minim.
d. Kemiskinan dan standar hidup. Sebagian besar rakyat Afganistan hidup dalam kemiskinan. Tidak banyak lapangan pekerjaan yang tersedia. Banyak orang ikut berperang membantu kelompok Taliban, sebagian besar demi upah yang ditawarkan. Sekitar 80% dari populasi yang ada berusaha mencari nafkah dengan bertani, tetapi akses untuk mendapatkan air bersih menjadi masalah, terutama sejak hampir semua saluran irigasi hancur akibat perang. Kurang dari 15% keluarga memiliki akses listrik. Akan tetapi, ketersediaan lapangan kerja mulai meningkat dan kondisi ekonomi makin membaik di wilayah-wilayah yang stabil.
e. Narkoba menjadi momok di negara ini, dan juga di seluruh dunia, karena Afganistan membudidayakan 90% tanaman opium di dunia.
i. Pembudidayaan tanaman opium telah lama menjadi sumber pemasukan internal terbesar, mencapai sepertiga dari PDB (kini proporsinya banyak menurun karena adanya aliran dana bantuan yang sangat besar). Keuntungan dari hasil panen tanaman itu telah banyak membiayai kelompok Taliban. Ketidakmampuan mencari tanaman pengganti membuat para petani miskin tetap menanam opium meski dilarang di dalam agama Islam. Berdoalah agar proyek-proyek pertanian alternatif yang diupayakan bisa berhasil dan diterapkan masyarakat.
ii. Ketergantungan terhadap heroin dan opium membelenggu Afganistan (mencapai satu juta pengguna) dan seluruh dunia. Setiap tahun, makin banyak orang Barat dan Rusia meninggal akibat overdosis heroin dan opium. Jumlahnya lebih banyak daripada kematian selama masa-masa pendudukan Soviet dan NATO.

3 Pemulihan dan pembangunan kembali di banyak sektor dalam masyarakat. Di antara warga sendiri terdapat optimisme sekaligus pesimisme tentang apakah perbaikan nyata dapat benar-benar terwujud atau tidak. Doakan untuk beberapa masalah berikut

a. Bantuan luar negeri miliaran dolar yang tengah dicurahkan bagi negara ini—terutama oleh negara-negara NATO, Tiongkok, dan India. Lebih dari 1.500 LSM yang terdaftar—hanya 350 yang merupakan LSM asing. Pemborosan dan korupsi merupakan dua ancaman yang sangat nyata, namun belakangan, penerapan peraturan pemerintah yang makin ketat telah memaksa LSM-LSM untuk bersikap transparan dan efisien dengan dana dan berbagai aktivitas mereka.
b. Bangkitnya generasi baru Afganistan dengan sikap yang berbeda. Enam puluh persen penduduk Afganistan berusia di bawah 20 tahun dan tidak ada hal lain yang mereka ketahui selain perang. Mereka merindukan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan memilih. Sekitar 4,5 juta warga Afganistan telah kembali setelah dulu meninggalkan negara mereka yang berada di bawah kekuasaan rezim Taliban. Banyak di antara mereka yang pulang dengan membawa sumber daya finansial, memiliki koneksi internasional, dan memiliki semangat kewirausahaan untuk membangun bisnis-bisnis baru.
c. Keamanan nasional. Membentuk kekuatan militer dan kepolisian nasional Afganistan yang terlatih dan disiplin sangatlah penting. Institusi-institusi tersebut harus membangun kepercayaan masyarakat, tetapi di sisi lain mereka cenderung mudah dirusak integritasnya dan disusupi oleh simpatisan Taliban.
d. Infrastruktur fisik telah hancur karena perang yang berlangsung selama hampir 30 tahun. Pembangunan kembali jalan-jalan, fasilitas medis, sekolah, dan berbagai sarana layanan masyarakat lainnya sangatlah penting untuk masa depan negara ini.
e. Pembangunan sumber daya manusia juga tidak kalah pentingnya. Tingkat kematian bayi yang sangat tinggi dengan cepat berkurang seiring dengan membaiknya layanan kesehatan. Sejumlah anak-anak telah terdaftar di sekolah. Berbagai inisiatif usaha kecil memberikan banyak kesempatan bagi warga memulai bisnis kecil, memperoleh penghidupan yang layak bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain.
f. Keterlibatan orang Kristen dalam pemberian bantuan dan pembangunan negara. Sejak tahun 1966, sejumlah lembaga bantuan dan pengembangan masyarakat yang dikelola oleh umat Kristen telah melayani mereka yang buta, cacat, sakit, telantar, buta huruf, dan miskin di dalam nama dan kuasa Tuhan Yesus. Banyak umat Kristen—kebanyakan dalam keahlian mereka di bidang kemanusiaan—bekerja untuk melayani masyarakat Afganistan. Kepedulian dan kasih yang diperlihatkan oleh umat Kristen mengesankan orang-orang Afganistan, mematahkan prasangka yang selama ini tersimpan, dan menyiapkan hati mereka untuk menerima Injil. Meski begitu lembaga-lembaga ini menghadapi banyak tragedi yang membuat mereka kehilangan banyak nyawa. Adanya pemaksaan untuk mengurangi personel dan bahkan menarik seluruh organisasi dari negara tersebut menyebabkan hilangnya banyak pekerja yang efektif. Berdoalah agar umat Kristen di sana dikaruniai keberanian untuk menghadapi kesukaran yang ada dan hikmat untuk mengetahui cara terbaik menunjukkan kasih Kristus kepada masyarakat Afganistan.

4 Afganistan merupakan salah satu negara dengan suku-suku bangsa paling terabaikan di dunia. Di sana terdapat 48.000 masjid tetapi tidak ada satu pun gedung gereja. Doakan untuk 70 suku terabaikan yang ada di negara ini, terutama untuk suku-suku berikut ini

a. Suku Pashtun. Jumlah mereka lebih dari 40% populasi di Afganistan dan mendominasi ranah politik. Suku ini berada di kedua sisi perbatasan antara Afganistan dan Pakistan, dan merupakan suku Muslim terbesar di dunia—sebanyak 46 juta orang yang terbagi dalam lebih dari 30 subsuku besar. Pengikut Kristus di antara mereka sangat sedikit, meskipun di wilayah-wilayah pengungsian, orang-orang suku Pashtun yang tinggal di kota dan berpendidikan, telah menunjukkan respons terhadap Injil. Berdoalah supaya ada banyak orang dilepaskan dari rasa takut, prasangka, benteng-benteng keyakinan, dan sikap menyanjung pashtunwali (hukum tradisi suku mereka). Sangat nyata ada peperangan rohani yang intens, yang harus dimenangkan sebelum kita bisa melihat terobosan rohani di antara suku ini.
b. Suku Tajik menghuni wilayah Timur Laut. Mereka menggunakan bahasa Dari (salah satu bahasa Persia), dan terkait erat dengan suku Pashtun. Beberapa kelompok dari suku Tajik termasuk di antara suku-suku yang paling menentang kelompok Taliban, tetapi 99% suku ini tetap adalah umat Muslim. Berdoalah supaya mereka mengalami kemerdekaan rohani.
c. Suku Hazara, kelompok Muslim Syiah dari keturunan Mongol. Karena termasuk golongan Syiah, mereka mengalami penganiayaan selama bertahun-tahun dan bahkan pembantaian oleh kelompok Muslim Sunni Taliban. Mereka telah menunjukkan keterbukaan yang lebih besar terhadap Injil pada beberapa tahun terakhir.
d. Suku Uzbek dan Turkmen dari wilayah Utara yang mengungsi ke negara lain telah cukup terbuka terhadap Injil. Namun, sama seperti di negaranya sendiri, jumlah orang yang benar-benar menjadi pengikut Kristus masih sedikit.
e. Enam suku Aimaq/Aimak di wilayah Barat, dengan latar belakang kehidupan nomad, serta suku Baloch dan Brahui di wilayah Selatan. Jika ada orang Kristen di antara suku-suku terasing ini, jumlahnya pasti sangat sedikit.
f. Sembilan kelompok suku Nuristani menghuni wilayah pegunungan di utara dan timur kota Kabul. Mereka berbicara dalam 5 bahasa dan 16 dialek; banyak bahasa dan dialek tersebut tidak dapat dipahami oleh mereka satu sama lain.
g. Lima suku Ismaili Pamir dan suku Kirgiz yang ada di timur laut jauh Afganistan, di sepanjang barisan Gunung Pamir. Suku-suku ini hidup terasing di lembah-lembah kecil, jauh dari jalanan yang kondisinya baik. Orang-orang suku Ismaili cenderung bersikap lebih terbuka terhadap Kabar Baik, dan beberapa tahun silam sekelompok kecil orang Kristen muncul dari antara mereka. Puji Tuhan untuk distribusi bahan-bahan penginjilan audio di antara kelompok suku Kirgiz.
h. Suku-suku Dardic yang ada di wilayah perbatasan yang rawan konflik dengan Pakistan. Kelompok terbesar adalah suku Pashai yang mencapai ratusan ribu orang.
i. Suku Gujar dan Jugi/Kuchi/Ghorbat yang hidup berpindah-pindah (nomad).

5 Gereja di Afganistan sebagian besar masih beraktivitas secara diam-diam dan rahasia meskipun situasi sedikit membaik semenjak jatuhnya kekuasaan Taliban. Orang-orang Kristen ekspatriat, yang makin banyak jumlahnya, harus sangat bijak dan berhati-hati dalam menyatakan iman dan kesaksian hidup mereka. Berdoalah bagi

a. Orang-orang Kristen Afganistan. Jumlah mereka makin meningkat seiring dengan ketersediaan sumber-sumber daya yang menunjang pemuridan di antara mereka. Kemungkinan terdapat ribuan penduduk asli yang kini menjadi Kristen di sana; jumlah pastinya tidak diketahui. Mereka tidak mungkin mengadakan pertemuan ibadah secara terbuka. Pertemuan ibadah yang mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi pun harus terus berubah waktu dan lokasinya agar tidak dapat dilacak. Di daerah pedesaan, sering orang datang pada Kristus sebagai satu kaum keluarga sekaligus, bahkan kerabat jauh mereka pun ikut serta. Kelompok-kelompok kecil orang Kristen Afganistan juga sedang tumbuh berlipat ganda di Asia Selatan, Eropa, dan Amerika Utara. Berdoalah memohon perlindungan bagi saudara-saudara seiman yang terkasih ini. Berdoalah juga untuk kejelasan dan konsistensi kesaksian mereka.
b. Masyarakat Afganistan dapat menerima Injil. Sebagian besar rakyat Afganistan adalah umat Islam yang taat. Namun, banyak di antara mereka, yang merasa tidak nyaman dengan aksi para teroris yang mengatasnamakan Islam, tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Yesus Kristus. Kehadiran orang-orang Kristen yang melayani dalam jangka panjang melalui pemberian bantuan, pengembangan masyarakat dan bisnis; kembalinya bekas pengungsi Afganistan yang sempat mengenal Injil saat mereka mengungsi di luar negeri; adanya siaran radio Kristen, juga berbagai mimpi dan penglihatan tentang Yesus; semua ini membuat pemberitaan Injil yang tadinya tampak mustahil kini menjadi mungkin. Kesulitan terbesar adalah masalah identitas—banyak orang tidak tahu bagaimana caranya menjadi seorang Afganistan sekaligus menjadi seorang Kristen secara terbuka, karena mereka tidak akan diakui di tengah masyarakat Afganistan yang lain. Berdoalah agar mereka dikaruniai hikmat untuk dapat mengekspresikan keyakinan mereka sebagai warga Afganistan sekaligus pengikut Kristus sejati.
c. Keamanan bagi umat Kristen serta ketekunan di tengah parahnya penganiayaan yang mereka alami. Ditemukannya gerakan-gerakan rohani di antara umat percaya berlatar belakang Islam mendapat sorotan intens dari media Afganistan dan dapat dipastikan orang-orang percaya ini akan menerima hukuman yang berat—bahkan kematian—baik dari pihak anggota keluarga maupun dari pihak yang berkuasa di negeri itu. Berdoalah supaya serangan apa pun dari para musuh Injil tidak menggoyahkan ataupun menghancurkan Gereja. Sebaliknya, berdoalah agar justru di dalam penderitaan yang berat itu, tubuh Kristus dapat makin dewasa dan bahkan terus bertumbuh.

6 Kondisi kaum perempuan secara khusus membutuhkan dukungan doa. Kelompok Taliban melarang keterlibatan mereka dalam ruang publik. Para janda khususnya, menjalani situasi hidup yang sangat sulit. Depresi dan tindakan bunuh diri menjadi hal yang biasa terjadi. Yang lebih parah, usia harapan hidup kaum perempuan hanya mencapai 44 tahun, dan Afganistan menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian ibu melahirkan paling tinggi di dunia. Kaum perempuan yang melek huruf kurang dari 20% dan hanya 5% yang menempuh pendidikan di sekolah menengah. Lebih dari setengah pengantin perempuan di Afganistan berusia di bawah 16 tahun, dan sepertiga dari kaum perempuan pernah mengalami tindak kekerasan. Banyak yang masih mengalami trauma akibat perang yang berlangsung selama bertahun-tahun dan akibat tekanan terhadap kaum perempuan pada masa itu di tengah masyarakat Afganistan. Mempekerjakan atau melibatkan perempuan secara sosial merupakan masalah yang sangat sensitif di negara ini. Meski demikian, saat ini mulai banyak anak perempuan yang menempuh pendidikan di sekolah; sepertiga murid yang menempuh pendidikan dasar adalah perempuan. Beberapa program radio secara khusus melayani mereka dengan menyampaikan pesan Alkitab betapa Tuhan mengasihi dan menghargai mereka. Berdoalah bagi kaum perempuan Afganistan yang telah kehilangan hak-haknya, mohon Tuhan campur tangan agar mereka dapat menerima keadilan, kesempatan, serta merdeka dari rasa takut dan penindasan. Lebih dari itu, berdoalah agar mereka berjumpa dengan Kristus di tengah penderitaan yang mereka alami.

7 Kebutuhan Alkitab. Setelah bekerja keras selama puluhan tahun, akhirnya Alkitab dalam bahasa Dari selesai dikerjakan (terbitan United Bible Societies—UBS). Sekitar 70% masyarakat dapat memahami bahasa ini. Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Pashto juga tersedia—walaupun dalam dialek Pakistan, bukan dialek Afganistan, sehingga tidak semua orang Afganistan dapat memahaminya. Perjanjian Baru dalam bahasa Pashto Afganistan masih dalam proses pengerjaan. Terjemahan Alkitab secara utuh belum tersedia dalam bahasa asli suku-suku yang lebih kecil. Berdoalah agar hal tersebut dapat terwujud. Puji Tuhan untuk kemajuan penerjemahan Alkitab dalam bahasa Hazaragi (Injil Lukas), bahasa Kirgiz (audio PB), Uzbek Selatan (Kejadian, Keluaran, dan Matius, dengan seluruh PB di tahun 2012), dan delapan bahasa lainnya, baik yang ada di awal atau di tengah proses penerjemahan. Berdoalah agar firman Tuhan dapat masuk dan disebarluaskan ke wilayah yang tertutup ini, sebab pemerintah, kelompok Taliban, dan bahkan NATO serta berbagai kelompok LSM menentang upaya tersebut.

8 Media merupakan pelayanan yang strategis dan sangat esensial. Berdoalah agar semua metode kesaksian yang tepat dapat digunakan dengan cara yang paling efektif.

a. Literatur. Selain berbagai bentuk bahan penginjilan, kurikulum pemuridan yang sesuai dengan budaya lokal serta bahan-bahan pelatihan lain sedang disusun dengan menggunakan bahasa-bahasa utama di Afganistan. Bahan-bahan ini secara efektif menjangkau masyarakat Afganistan, baik yang berada dalam pengungsian maupun yang berada di tanah air mereka. Berdoalah bagi orang-orang yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi, serta mereka yang mempelajari bahan-bahan tersebut.
b. Bahan-bahan audio. Satu set bahan audio berisi 45 cerita Alkitab telah diproduksi dalam bahasa Hazaragi. Ini dapat menjadi model yang efektif untuk bahasa-bahasa lainnya. Global Recordings Network (GRN) telah membuat rekaman audio dalam 65 bahasa dan dialek; banyak di antara rekaman tersebut yang perlu diubah ke dalam format yang lebih modern. Musik penyembahan dengan gaya dan bahasa-bahasa Afganistan kini juga telah tersedia dalam bentuk CD. Beberapa organisasi telah bekerja sama untuk membuat pemutar audio portabel yang sudah diisi dengan rekaman audio—satu berisi bahan penginjilan, satu berisi PB dalam bahasa Dari, dan satu lagi berisi bahan-bahan pemuridan. Berdoalah supaya bahan-bahan audio ini dapat tersebar luas ke seluruh penjuru Afganistan.
c. Radio adalah cara strategis untuk menyampaikan Kabar Baik karena mayoritas rakyat Afganistan masih mendengarkan siaran radio gelombang pendek (SW). Radio FEBA, IBRA, dan GFA mengudara dalam bahasa-bahasa utama negara ini. Berdoalah supaya ada lebih banyak lagi orang Kristen berbahasa Dari dan Pashto yang bersedia dan dimampukan untuk melayani dalam menyiapkan acara-acara radio serta menindaklanjuti surat-surat yang masuk. Sejumlah lembaga pelayanan telah bekerja sama mengembangkan bahan-bahan untuk radio dan media lainnya. Acara "The Church in the Home" dan berbagai acara lainnya selama ini sangat bermanfaat bagi orang-orang Kristen di negara tersebut. Berdoalah agar acara-acara sejenis dapat disiarkan dalam bahasa-bahasa lainnya.
d. Film YESUS tersedia dalam bahasa Baluchi, Brahui, Dari, Hazaragi, Pashto, Tajik, dan Uzbek Selatan. Berdoalah supaya film ini dapat digunakan secara luas sebagai media penyebaran Injil.
e. TV, media yang berkembang sangat cepat. Saluran PARS, salah satu saluran dari jaringan televisi satelit SAT-7, berkembang sangat pesat dan menyajikan acara-acara Kristen dalam bahasa Farsi, bahasa negara Iran yang punya kesamaan dengan bahasa Dari. Acara dalam bahasa Dari sedang diupayakan.
f. Situs-situs web Kristen merupakan media yang sangat efektif untuk menjangkau orang-orang Afganistan diaspora di seluruh dunia. Situs-situs web seperti http://RadioAfghan.com, Sound of Life (http://sadayezindagi.com), The Voice of Christ (http://afghantv.com), http://afghanbibles.com, dan http://afghanbibles.org menyediakan ribuan bahan audio dan tulisan yang dapat diunduh dalam beberapa bahasa Afganistan, dan dikembangkan untuk penginjilan dan pemuridan bagi suku-suku bangsa di Afganistan.
g. Video. Beragam video yang sesuai dengan kebudayaan Afganistan sedang dikembangkan. Video tersebut menayangkan sebagian narasi Alkitab sebagai kisah tokoh-tokoh penting dalam Alkitab. Video ini tersedia dalam bahasa Uzbek Selatan pada tahun 2010 dan diharapkan akan tersedia juga dalam berbagai bahasa lain pada tahun-tahun berikutnya, dimulai dengan bahasa Dari.
h. Telepon seluler. Salah satu cara tercepat untuk menyebarluaskan Alkitab adalah dengan mengirimkannya dalam bentuk audio dan audio-teks melalui telepon seluler. Sebab itu, telepon seluler berpotensi menjadi alat penginjilan terbaik di negara ini!

Operation World | << Afganistan >> | Penjelasan Statistik dan Singkatan

Afganistan - Wikipedia bahasa Indonesia

© OperationWorld (Indonesia) 2015

Dari Operation World: Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia, Jason Mandryk,
Edisi Bahasa Indonesia Jilid II dan III, © 2013 Yayasan Gloria

TIDAK TERSEDIA DI TOKO-TOKO BUKU

Jika Anda merasa bahan ini berguna bagi pelayanan Anda, Anda dapat memesannya langsung melalui:

Komunitas Katalis melalui sistem keanggotaan tetap
Pendaftaran: +62-274-264-1003, katalis@glorianet.org
atau kontak http://glorianet.org

Diperoleh dari "https://misi.co/Afganistan"